Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Tak Ada Anggota Fraksi Golkar Korupsi 2004-2009

Kompas.com - 28/03/2014, 22:45 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi senior Partai Golkar Jusuf Kalla mengklaim tidak ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Golkar yang berani melakukan korupsi saat ia menjabat Wakil Presiden RI tahun 2004-2009. Kalla mengaku saat itu selalu bersikap tegas terhadap kader Partai Golkar.

"Coba semua periksa daftar koruptor di KPK atau di mana pun. Anda tidak akan pernah dapati korupsi anggota Golkar, DPR Golkar dari tahun 2004-2009," kata Kalla saat diskusi di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Jumat (28/3/2014).

Pria yang akrab disapa JK itu mengatakan, saat itu ia dengan keras melarang anggota DPR Fraksi Partai Golkar untuk mencari uang atas nama partai dan menyetornya ke partai. "Siapa yang tahu, saya langsung pecat," kata Kalla.

Kalla mengatakan, saat itu Partai Golkar adalah partai terbesar. Ia pun ingin Partai Golkar dapat memberikan contoh pada partai lain. Demikian juga dengan ketua umum partai. Menurutnya, ketua umum harus memiliki kepemimpinan yang kuat dan menjadi teladan bagi para kadernya untuk tidak melakukan korupsi.

"Karena partai besar tidak main (korupsi), partai kecil juga tidak main," lanjutnya.

Selain itu, Kalla menilai korupsi berpotensi terjadi ketika seseorang mendapat kekuasaan. Kalla pun sempat menyidir kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan Wakil Rektor UI. "Kalau dia kerjanya tidak punya kekuasaan katakan lah dosen tauladan, bagaimana korupsinya, kan? Tapi begitu dia rektor atau pembantu rektor jadi ada kekuasaan kena pula dia," papar Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com