Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Wahid: Kami dan Jokowi Bahas Masalah Kebangsaan

Kompas.com - 25/03/2014, 23:07 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Putri almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, mengatakan, kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ke kediaman keluarganya untuk membahas hal-hal terkait kebangsaan. Jokowi mendatangi kediaman keluarga Gus Dur pada Selasa (25/3/2014) malam. 

"Ini untuk mengakrabkan hubungan baik. Kami membahas masalah kebangsaan," ujar Yenny, saat jumpa pers, di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa malam.

Menurut Yenny, ini bukan kali pertama bakal calon presiden PDI Perjuangan itu menemui keluarganya. Saat akan hijrah dari Solo ke Jakarta, kata Yenny, Jokowi juga datang bersilaturahim. Saat ditanya apakah pertemuan ini bentuk dukungan pencapresan Jokowi, Yenny menjawab singkat. 

"Ini akan mengalir saja. Ini bukan pertemuan yang terakhir," ujarnya.

Sementara itu, istri Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid, mengatakan, pertemuan dengan Jokowi untuk mempererat tali persaudaraan. Menurut dia, pertemuan tadi berlangsung informal.

"Yang tidak serius yang biasanya banyak dibahas," ujar Shinta.

Ia menambahkan, pertemuan dengan Jokowi juga membahas tentang pemimpin seperti apa yang layak untuk memimpin bangsa ini. Shinta mengimbau agar masyarakat jangan sampai salah memilih pemimpin.

"Yang kami lakukan memberi pencerahan, pemimpin kayak apa yang layak memimpin bangsa," ujarnya.

Joko Widodo datang ke kediaman Gus Dur sekitar pukul 20.40 WIB. Dia datang menggunakan mobil Innova hitam serta menggunakan kemeja putih, celana hitam, dan peci hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com