JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terpaksa kehilangan jatah menggelar kampanye rapat umum terbuka. Hal itu karena ada benturan jadwal kampanye dengan partai lain di daerah.
"Pada Minggu (16/3/2014), kami memutuskan untuk tidak rapat umum di Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua. Kemarin (Kamis, 20/3/2014) pun kami gagal kampanye di Jambi, Bengkulu, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur," ujar Liaison Officer PDI-P Sudyatmiko Aribowo di sela-sela rehat rapat antara Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan PDI-P di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2014).
Ia mengatakan, pembatalan gelaran kampanye itu berpengaruh pada turunnya popularitas PDI-P. Meski demikian, ia berharap hal itu tidak memengaruhi keterpilihan partainya.
Sudyatmiko mengatakan, partai berlambang banteng itu batal berkampanye karena ternyata di tempat yang sama ada partai lain yang berkampanye. Menurut dia, di beberapa daerah bahkan ada partai yang seharusnya belum terjadwal kampanye, tetapi tetap berkampanye. Ia mengatakan, seharusnya ada empat partai yang berkampanye di sebuah provinsi dalam satu hari. Namun, selain empat yang mendapat jatah hari itu, ada tiga partai lain yang juga berkampanye.
Untuk mengganti hilangnya jatah kampanye rapat umum terbuka, PDI-P memutuskan mengganti metode kampanye dengan tatap muka dan dialogis. "Beberapa juga melakukan blusukan," katanya.
Untuk membahas ketidakcocokan jadwal kampanye di daerah itu, KPU menggelar rapat dengan Bawaslu dan PDI-P. Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, KPU hanya memberi edaran kepada KPU di daerah soal penetapan zona dan jadwal kampanye terbuka. Soal lokasi, kata dia, menjadi tanggung jawab KPU provinsi.
"Kalau kami juga menetapkan zonasinya, KPU provinsi tidak bekerja. Mungkin, zona daerah pemilihan itu yang ditafsirkannya macem-macem (oleh parpol dan KPU daerah)," katanya sebelum rapat dimulai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.