"Saya kira tidak menganggu kinerja Pak Abraham ya," kata Johan di Jakarta, Selasa (18/3/2014).
Jika belakangan ini KPK tidak kelihatan menggebrak, kata Johan, hal itu bukan berarti kinerja KPK menurun. Johan mengatakan, belum diumumkannya tersangka baru oleh KPK bukan berarti tim penyidik KPK tidak bekerja.
"Belum diumumkan tersangka baru, harus dimaklumi, karena memang belum bisa. Kita berharap minggu depan ada hal-hal yang menarik," ucap Johan.
Mengenai kemungkinan Abraham bersedia maju dalam pencalonan presiden atau wakil presiden pada pemilihan umum 2014 nanti, Johan mengaku belum tahu persis sikap Abraham. Hanya saja, dia mengatakan bahwa Abraham harus mengundurkan diri dari posisi ketua KPK jika memang berniat mencalonkan diri. Berdasarkan undang-undang, kata Johan, KPK tidak mengenal istilah cuti kampanye.
"Di KPK enggak bisa begitu, di UU dinyatakan jelas demikian. Menjadi anggota partai saja tidak boleh. Dengan nyapres kan artinya sudah berpolitik," tuturnya.
Senin (17/3/2014) siang, Abraham menyatakan tak berminat maju menjadi capres maupun cawapres. Namun, pernyataan agak berbeda disampaikannya menjelang sore hari itu. Melalui pesan singkat kepada wartawan, Abraham mengatakan bahwa ia menunggu takdir apakah akan menjadi capres/cawapres, atau tetap menjadi ketua KPK.
"Saya tinggal menunggu takdir apakah jadi wapres atau presiden, atau tetap jadi ketua KPK," kata Abraham.
Nama Abraham mulai disebut-sebut sebagai calon potensial untuk maju pada Pilpres 2014. Salah satunya, Abraham disebut sebagai calon yang cocok untuk mendampingi capres Partai Gerindra Prabowo Subianto jika ingin mengalahkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang juga mencalonkan diri sebagai presiden.
Prabowo sendiri mengaku masih terus mencari calon wakil presiden yang cocok untuk mendampinginya. Dia mengatakan, nama calon yang akan digandengnya baru akan diumumkan setelah pelaksanaan pemilu legislatif (pileg). Ketika disinggung nama Abraham, menurut Prabowo, banyak yang mendukung agar Abraham Samad dijadikan sebagai cawapres. Prabowo lantas meminta publik untuk melihat nanti perkembangannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.