Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konvensi Demokrat Tak Bergaung karena Bukan Hajatan Publik

Kompas.com - 11/03/2014, 11:11 WIB
Indra Akuntono

Penulis


AMBON, KOMPAS.com — Gaung perhelatan Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat tak membahana. Bahkan, hingga menjelang akhir tahapan debat antarkandidat. Pada debat kesembilan yang digelar di Ambon, Selasa (11/3/2014), tiga peserta menyatakan tak bisa mengikuti debat dengan alasan berbeda. Mereka adalah Dahlan Iskan, Pramono Edhie Wibowo, dan Gita Wirjawan. Sudah tak menarikkah konvensi?

Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yudha menilai, konvensi Demokrat belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Semangat melibatkan publik sangat rendah sehingga ingar-bingar konvensi hanya ada di tatanan elite Demokrat.


"Tidak bisa meningkatkan semangat publik untuk menyaksikan," kata Hanta, saat dihubungi, Selasa (11/3/2014).

Hanta mengaku sempat menilai positif konvensi ini karena gagasan yang diusung sangat baik, yakni mencari calon pemimpin berkualitas. Akan tetapi, semangat mencapai tujuan itu menurun karena sejumlah hal yang membelit Partai Demokrat. Alasan pertama, kata Hanta, adalah karena para petinggi dan pengurus Demokrat ingin fokus menghadapi Pemilu Legislatif 2014.

Gelaran konvensi yang semula dipercaya dapat mendongkrak elektabilitas partai ternyata gagal sehingga tak lagi dimanfaatkan oleh petinggi atau pengurus Demokrat. Selanjutnya, semua kandidat berikut dengan gagasan yang disampaikan belum dapat menjadi magnet untuk menarik perhatian publik. Dalam posisi ini, konvensi semakin gagal dan tak dapat dimanfaatkan untuk tujuan ganda.

"Di pileg hampir tidak ada lagi harapan bagi kandidat untuk bisa mendongkrak elektabilitas Demokrat. Mungkin bisa untuk pilpres, tapi SBY masih berkuasa dan bisa memengaruhi keputusan," ujarnya.

Gagalnya konvensi Demokrat dalam mendongkrak elektabilitas Demokrat, menurut Hanta, karena tertutupnya mekanisme yang dilakukan. Hasil survei yang semula akan dipublikasikan akhir Desember 2014, sampai saat ini tak kunjung nyata.

"Bagi publik, ini bukan suatu hajatan rakyat. Kejelasan mekanismenya masih diraba-raba, kurang terbuka," kata dia.

Saat ini, konvensi telah masuk babak debat antarkandidat. Debat kandidat telah digelar di delapan kota di Indonesia, yaitu Medan, Palembang, Bandung, Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Bogor, dan Makassar. Pada hari ini, debat digelar di kota kesembilan, yakni di Gedung Islamic Center, di Kota Ambon. Setelah Ambon, rencananya debat kandidat akan kembali dihelat di Kota Semarang dan Banjarmasin. Setelah itu, DKI Jakarta dipilih sebagai lokasi pamungkas yang akan mengakhiri rangkaian debat kandidat tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com