Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pasrah Pembahasan RUU Pilkada

Kompas.com - 06/03/2014, 09:18 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Fraksi-fraksi di DPR belum juga sepakat soal mekanisme pemilihan kepala daerah (pilkada), apakah langsung oleh rakyat atau oleh Parlemen dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Pilkada. Pemerintah saat ini bersikap pasrah pada kesepakatan antar-fraksi di DPR.

"Yang belum bulat adalah mekanisme pemilihan lewat Dewan atau langsung. Pemerintah sekarang cenderung, ya sudahlah ya, supaya ini jadi RUU (rancangan undang-undang), kalau memang (DPR) maunya langsung, ya kami (pemerintah) ikutlah," ujar Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Djohermansyah Djohan di Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Dia mengatakan, saat ini adalah momentum yang tepat untuk menentukan mekanisme pemilihan dalam pilkada. Menurutnya, momentum itu berbarengan dengan semangat pemilihan serentak yang belakangan ini diwacanakan.

"Kan kalau serentak tidak boleh belang-belang. Mau dua-duanya (pilkada gubernur dan pilkada bupati/wali kota) lewat Dewan atau langsung, harus sama," kata birokrat yang akrab disapa Djo itu.

Ia mengatakan, walaupun pemerintah sudah sepakat untuk menetapkan pemilihan gubernur secara langsung, pemerintah pasrah jika kemudian ada kesepakatan baru soal itu.

"Maka pemerintah, ya sudahlah, mungkin demokrasi seperti ini yang ingin kita bangun dengan cara ini. Diharapkan (fraksi) yang belum setuju langsung, ya setuju," kata Djo.

Pembahasan RUU Pilkada dilakukan sejak Juni 2012. Mulanya, pemerintah mengusulkan pemilihan gubernur dan wakil gubernur dilakukan secara tidak langsung oleh DPR. Sebaliknya, pemilihan bupati/wali kota langsung oleh rakyat.

Hingga pada pertengahan 2013, sikap pemerintah berubah menjadi sebaliknya, pilkada gubernur langsung oleh rakyat dan pilkada bupati/wali kota dilakukan oleh Dewan.

Djo mengatakan, kalau soal mekanisme pemilihan gubernur, pemerintah dan DPR sudah sepakat untuk dilakukan langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com