Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azwar Mengaku Sibuk Urus Tsunami Saat Jabat Gubernur Aceh

Kompas.com - 04/03/2014, 13:37 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar mengaku tidak tahu menahu seputar dugaan korupsi dalam proyek pembangunan dermaga bongkar pada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam, tahun 2006-2010. Ketika menjabat sebagai Gubernur Aceh sekitar 2005-2006, Azwar mengaku fokus pada penanganan bencana tsunami.

"Pas tsunami kita tak urus apa, sibuk urus tsunami. Lima enam bulan tak urus Sabang," kata Azwar di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/3/2014), seusai diperiksa KPK sebagai saksi kasus dugaan korupsi dermaga bongkar Sabang.

Azwar menjelaskan, ia terpilih sebagai pelaksana tugas (Plt) gubernur Aceh sekitar minggu pertama 2005. Selaku gubernur, ia juga bertindak sebagai ketua Dewan Kawasan Sabang. "Ketuanya gubernur, anggotanya wali kota Banda Aceh dan Bupati Aceh Besar," ujar Azwar.

Selama bertindak sebagai Ketua Dewan Kawasan Sabang, Azwar mengaku telah melakukan perbaruan. Pertengahan 2006, dia memecat Sahrul Sauta dari jabatan kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS). Menurut Azwar, ketika itu usaha yang dilakukan Sahrul dianggapnya belum maksimal.

"Terlalu kecil gerakannya, saya akhir tahun itu mengganti Pak Sauta dengan Tengku Saeful, dia dosen 2005 sampai tiga atau empat tahun, saya lupa. Setelah angkat Saeful, saya berhenti jadi gubernur," tuturnya.

Selama menjabat gubernur, Azwar mengaku tidak pernah dilapori soal dugaan penyelewengan terkait pembangunan dermaga bongkar Sabang. Dia juga mengaku tidak tahu soal proses penganggaran proyek tersebut.

Saat ditanya soal pejabat pembuat komitmen Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Sabang BPKS Ramdhani Ismy yang menjadi tersangka dalam kasus ini, Azwar mengaku kenal. Namun, politikus Partai Amanat Nasional itu mengaku tidak pernah mengadakan pertemuan dengan Ramdhani.

"Kenal anak ITB, enggak ada komunikasi, dengan HR tak kenal sama sekali. Tak pernah rapat dengan dia, karena lagi urus tsunami," kata Azwar.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan dua tersangka, yakni pejabat pembuat komitmen Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Sabang pada Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Ramdhani Ismy; serta Kepala PT NK Cabang Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam merangkap kuasa Nindya Sejati Joint Operation, Heru Sulaksono.

Kedua tersangka diduga melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi terkait pembangunan dermaga bongkar di Sabang. Akibatnya, negara diduga mengalami kerugian sekitar Rp 249 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com