Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKPI Minta Publik Tak Ributkan Caleg Berlatar Belakang Model Seksi

Kompas.com - 06/02/2014, 18:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) meminta masyarakat untuk tidak terlalu meributkan calon anggota legislatifnya yang berlatar belakang artis hingga model seksi. Wakil Sekretaris Jenderal PKPI Rully Soekarta berpendapat, para artis atau model seksi itu sudah berkomitmen untuk menghentikan sementara aktivitas di dunia hiburan dan fokus membantu rakyat.

"Mereka memang memiliki latar belakang seperti itu. Jangan dipersalahkan background-nya," ucap Rully di sela-sela acara Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Rully membantah partainya sengaja menempatkan artis hingga model hanya untuk mencari popularitas. Menurutnya, PKPI hanya memiliki tiga caleg yang berlatar belakang artis, yakni pedangdut Camel Petir, model majalah dewasa Destiara Talita, dan mantan artis cilik era 1970-an, Norma Yunita.

Para artis ini, ucap Rully, juga sudah melewati tahapan seleksi caleg yang dilakukan PKPI tahun lalu. "Kami ada wawancara, mereka lolos screening. Dalam waktu tiga minggu mereka lolos," ujar Rully.

Tes wawancara yang dilakukan PKPI meliputi pengetahuan tentang visi dan misi partai, tugas sebagai caleg, dan program-program yang ingin dijalankan jika sudah menjadi anggota Dewan. Setelah lolos dari seleksi, kata Rully, mereka telah memperoleh pembekalan.

"Mereka ini juga kuliahan semua. Ada yang selesaikan sarjana hukumnya. Kalau model, semenjak DCT, dia sudah berhenti, tapi memang ada kontrak dulu kemarin sampai akhir Desember. Bukan keinginan mereka," kata Rully.

Dia berkeyakinan kehadiran Destiara Talita, Camel Petir, dan Norma Yunita bisa memeriahkan pesta demokrasi lima tahunan. Ketiganya, menurut Rully, juga tidak kalah berkapasitas dengan caleg yang sudah ada.

"Mereka visinya ingin berjuang untuk bangsa dan rakyat. Sekarang, terserah di dapilnya, orang menilai. Ini suatu risiko yang dihadapi dengan latar belakang apa pun," pungkas Rully.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com