Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Timses: Elektabilitas Jokowi Tinggi karena Berita Tak Penting

Kompas.com - 04/02/2014, 20:00 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Pengamat dan Konsultan Politik Hasan Nasbi menilai, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang selalu tertinggi di berbagai survei calon presiden disebabkan karena pemberitaannya yang sangat masif di media massa.

Padahal, menurut Hasan, pemberitaan di media massa itu tidak penting karena banyak yang tidak terkait dengan kebijakan Jokowi sebagai Gubernur.

“Jokowi minum temu lawak saja diberitakan, dia naik tangga, padahal disebelahnya ada tangga yang normal, difoto oleh wartawan. Sepatu Jokowi robek juga diberitakan,” ujar Hasan dalam forum diskusi Inilah Demokrasi yang digelar salah satu media online di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.

Hal tersebut, menurutnya, diperparah dengan sikap masyarakat yang condong memilih presiden berdasarkan tren. Masyarakat, kata dia, hanya melihat bahwa tren Jokowi sedang positif, sehingga mereka berbondong-bondong menjagokan Jokowi jadi Presiden.

Padahal, masyarakat yang menjagokan Jokowi itu, lanjut dia, tidak tahu bagaimana kapabilitas Jokowi sebagai seorang pemimpin.

“Kalau kita men-challenge, perubahan apa yang sudah dilakukan Jokowi di Jakarta? Jawabannya selalu beri dong waktu. Saya mau memberi waktu. Yang enggak mau itu dinamika politik yang memaksa jokowi untuk jadi Presiden sekarang,” ujar Konsultan Politik Jokowi di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 itu.

Para pengamat politik yang biasanya bersikap kritis, tambah Hasan, seakan bersikap enggan untuk mengkritisi Jokowi. Seolah takut di-bully oleh masyarakat pendukung Jokowi, kata dia, banyak pengamat yang menganggap sikap Jokowi selalu benar. Akibatnya, fenomena Jokowi seperti dibangun kedalam presepsi mitologi.

Hasan mengatakan, Jokowi sudah dianggap sebagai messiah atau ratu adil di bumi tanpa diperhitungkan kekurangan yang dimiliki. “Jadi kalau katanya suara rakyat itu sama dengan suara Tuhan, saya ingin mengatakan kalau Tuhan salah lagi kali ini,” pungkasnya.

Dulu ketika masih menjadi konsultan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI Jakarta, Hasan mengatakan bahwa politik pencitraan justru nyaris bukan menjadi salah satu pekerjaan utama konsultan politik dalam mengerjakan kampanye Jokowi-Ahok.

"Jokowi-Ahok itu prinsipnya adalah barang bagus. Barang bagus itu lebih mudah dijual," ungkap Hasan ketika itu.

Seperti diberitakan, elektabilitas Jokowi selalu teratas dalam berbagai survei. Meski demikian, Jokowi tak pernah mau mengomentari hal itu. PDI Perjuangan memang memasukkan Jokowi dalam skenario menghadapi Pilpres. Hanya, kepastian pencapresan masih menunggu hasil Pileg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor Presiden di IKN Bisa Digunakan Jokowi Pada Juli

Kantor Presiden di IKN Bisa Digunakan Jokowi Pada Juli

Nasional
Data di 282 Layanan Kementerian/Lembaga Hilang Imbas Peretasan PDN, Hanya 44 yang Punya 'Back Up'

Data di 282 Layanan Kementerian/Lembaga Hilang Imbas Peretasan PDN, Hanya 44 yang Punya "Back Up"

Nasional
Bansos Presiden Pun Dikorupsi, Negara Rugi Rp 125 M

Bansos Presiden Pun Dikorupsi, Negara Rugi Rp 125 M

Nasional
Saat PPATK Ungkap 1.000 Lebih Anggota Dewan Main Judi Online

Saat PPATK Ungkap 1.000 Lebih Anggota Dewan Main Judi Online

Nasional
Hari Ini, Emirsyah Satar Jalani Sidang Tuntutan Pengadaan Pesawat di Maskapai Garuda

Hari Ini, Emirsyah Satar Jalani Sidang Tuntutan Pengadaan Pesawat di Maskapai Garuda

Nasional
Hari Ini, Sosok yang Ancam 'Buldozer' Kemenkominfo Jalani Sidang Vonis Perkara BTS 4G

Hari Ini, Sosok yang Ancam "Buldozer" Kemenkominfo Jalani Sidang Vonis Perkara BTS 4G

Nasional
Pakar IT Sebut Pemblokiran Tak Efektif Tuntaskan Persoalan Judi Online

Pakar IT Sebut Pemblokiran Tak Efektif Tuntaskan Persoalan Judi Online

Nasional
Basmi Judi Online: Urgen Penindakan, Bukan Pencegahan

Basmi Judi Online: Urgen Penindakan, Bukan Pencegahan

Nasional
Ungkap Alasan Ingin Maju Pilkada Jakarta, Sudirman Said Mengaku Dapat Tawaran dari Sejumlah Partai

Ungkap Alasan Ingin Maju Pilkada Jakarta, Sudirman Said Mengaku Dapat Tawaran dari Sejumlah Partai

Nasional
Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Nasional
Sudirman Said Mengaku Ingin Maju Pilkada Jakarta Bukan untuk Jegal Anies

Sudirman Said Mengaku Ingin Maju Pilkada Jakarta Bukan untuk Jegal Anies

Nasional
Peretasan Data Bais TNI, Kekhawatiran Bocornya Hal Teknis dan Operasi

Peretasan Data Bais TNI, Kekhawatiran Bocornya Hal Teknis dan Operasi

Nasional
Momen Jokowi Sapa Warga hingga Minum Es Teh di Mal Kota Palangkaraya

Momen Jokowi Sapa Warga hingga Minum Es Teh di Mal Kota Palangkaraya

Nasional
Gagal Lawan Peretas PDN, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data Berharga

Gagal Lawan Peretas PDN, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data Berharga

Nasional
Komisi III Minta Satgas Ambil Langkah Konkret Perangi Judi 'Online'

Komisi III Minta Satgas Ambil Langkah Konkret Perangi Judi "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com