Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"SBY Bukan Malaikat, Bukan Robot yang Difitnah Terus Diam Saja"

Kompas.com - 27/01/2014, 10:26 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga manusia biasa yang bisa bereaksi atas fitnah yang terus diarahkan kepadanya. Dengan demikian, langkah SBY menghadapi fitnah itu melalui kuasa hukum dianggapnya wajar.

"Pak SBY bukan malaikat, bukan robot yang jika difitnah terus diam saja. Pak SBY itu manusia biasa yang punya emosi. Jika setiap hari sepanjang tahun difitnah, tentu dia punya perasaan dan emosional juga. Dan itu wajar," kata Max seperti dikutip Tribunnews.com, Senin (27/1/2014).

Hal itu dikatakan Max saat ditanya soal kritik terhadap SBY yang menyewa tim pengacara keluarga untuk menghadapi sejumlah fitnah. Terakhir, tim pengacara keluarga SBY yang dipimpin Palmer Situmorang melayangkan somasi kepada Rizal Ramli dan anggota DPR, Fahri Hamzah, karena dianggap terus memfitnah SBY.

KOMPAS/ALIF ICHWAN Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Fraksi Partai Demokrat Max Sopacua.


Menurut Max, jika kritikan menyangkut kebijakan pemerintah, maka wajar kalau SBY dikritik sebagai presiden RI. Namun, jika menyangkut persoalan pribadi atau keluarga SBY, menurut Max, hal itu tidak baik.

"Pak SBY sebagai presiden juga manusia biasa. Pribadi dia, keluarga yang punya istri dan anak. Karena itu harus dilihat dua sisi sebagai presiden dan pribadi," kata Max.

Max mengatakan, tidak seorang pun di dunia ini jika terus-menerus diserang dengan fitnah akan mampu bertahan atau diam terus, apalagi jika fitnah itu menyangkut pribadi, terutama keluarga.

"Apa kalau kita dihantam terus akan diam terus? Kalau Pak SBY somasi itu kan saya kira wajar. Sepanjang manusia itu masih punya hati sanubari. Kalau benar kan tinggal diselesaikan di pengadilan," pungkas anggota Komisi I DPR itu.

Seperti diberitakan, somasi kepada Fahri dilayangkan menyusul pernyataan politisi PKS itu yang mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memeriksa anak kedua SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, atas dugaan keterlibatannya dalam kasus Hambalang.

Selain somasi untuk Fahri, tim advokat dan konsultan hukum Presiden SBY dan keluarga juga akan melakukan somasi kedua kepada mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli. Somasi akan dilayangkan jika kuasa hukum Rizal tak memberikan klarifikasi atas somasi yang telah diberikan sebelumnya dalam waktu dekat.

Somasi itu dilayangkan menyusul tudingan Rizal kepada SBY. Disebutkan, ada gratifikasi jabatan yang diberikan kepada Wakil Presiden Boediono atas dana talangan Bank Century.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com