Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipecat Demokrat, Pasek Berharap Hukum Karma Terjadi

Kompas.com - 17/01/2014, 16:08 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menyayangkan jika pemecatan dirinya dari keanggotaan di DPR disebabkan oleh kesengajaan dari elite-elite tertentu di DPP Partai Demokrat. Pasek mengaku percaya hukum karma akan terjadi suatu saat nanti.

"Saya percaya hukum karma. Siapa yang suka menyakiti orang lain pada saatnya dia akan tersakiti oleh perbuatannya," kata Pasek saat ditemui seusai mengikuti rapat Fraksi Demokrat di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (17/1/2014).

Menurut Sekjen Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) itu, dengan hukum karma, seseorang yang melakukan perbuatan jahat kepada orang lain akan mendapatkan balasan yang sama jahatnya suatu saat nanti. Misalnya, jika ada orang yang suka menuduh orang lain korupsi, maka orang itu pada saatnya akan mengalaminya juga.

"Sekarang sudah kelihatan tanda-tandanya. Mereka yang dulu jumpa pers menuduh orang lain korupsi dan membuat keluarga orang itu menderita, sekarang yang menuduh itu mulai disebut-sebut namanya terlibat korupsi," kata Pasek.

Namun, Pasek enggan menyebutkan siapa orang yang dia maksud. Dia hanya tertawa saat didesak para wartawan untuk menyebutkan nama orang tersebut.

"Perbuatan dulu bisa dinikmati sekarang, perbuatan sekarang bisa dinikmati nanti. Jadi kalau sekarang mereka menuduh orang menyerangnya, itu akan dijawab Tuhan," lanjut anggota DPR dari daerah pemilihan Bali itu.

Meskipun dirinya berharap pada hukum karma, Pasek menegaskan hal itu bukan berarti dirinya sakit hati terhadap Demokrat. "Bagi kaum pergerakan pantang merasa tersakiti," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Fraksi Partai Demokrat telah mengirimkan surat kepada Sekretariat Jenderal DPR terkait keputusan pemecatan Pasek dari keanggotaan DPR. Sekjen DPR Winantuningtyastiti mengatakan, di dalam surat itu tertera alasan pemecatan Pasek, yakni pelanggaran kode etik. Pasek juga disebut telah dipecat sebagai kader Demokrat.

Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf membantah pelanggaran kode etik itu disebabkan karena Pasek berhubungan dengan mantan Ketum Demokrat, Anas Urbaningrum, dan PPI. Pelanggaran kode etik itu, menurutnya, disebabkan Pasek kerap muncul di media dengan sikap yang bertabrakan dengan Partai Demokrat.

Pasek memang dikenal dekat dengan Anas. Pasek kerap mendampingi Anas beraktivitas, termasuk ketika diperiksa KPK. Pada Pileg 2014, Pasek memilih maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Dapil Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com