Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei "Kompas", 43,5 Persen Pendukung Jokowi Tak Cuma dari PDI-P

Kompas.com - 08/01/2014, 08:18 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, sebagai sosok pilihan publik terhadap kandidat calon presiden berdasarkan survei Kompas, melejit ke posisi 43,5 persen. Survei menunjukkan pula bahwa dukungan ini tak hanya berasal dari kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

"Ketika calon lain masih berkutat dengan karakter dukungan yang eksklusif, dukungan untuk Jokowi justru inklusif, melampaui sekat-sekat demografi, sosial ekonomi, ataupun latar belakang politik pemilih," ujar survei itu.

Survei ketiga pada Desember 2013 menunjukkan bahwa dukungan untuk Jokowi tak lagi berasal dari basis survei sebelumnya, yakni kalangan yang belum memiliki sosok presiden idaman. Dukungan teranyar untuk Jokowi bahkan diduga menggoyahkan dukungan untuk kandidat lain. "Semakin banyak yang tak loyal dan mengalihkan dukungan kepada Jokowi."

Namun, kondisi ini diikuti pula dengan penurunan drastis dukungan terhadap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Survei menunjukkan, hampir separuh pemilih yang mengaku semula memilih Megawati telah mengalihkan dukungan kepada Jokowi.

Meski terus mencatatkan lonjakan dukungan dan memiliki angka loyalitas pemilih hingga 67 persen menurut survei ini, bukan berarti tak ada pemilih Jokowi yang beralih hati. Survei menunjukkan, sepertiga pemilih Jokowi pada periode jajak pendapat sebelumnya telah beralih mendukung kandidat lain, seperti Prabowo Subianto dan Wiranto, atau bahkan menjadi gamang menentukan pilihan.

Survei Kompas memotret enam sosok yang mendapatkan dukungan suara signifikan sebagai pilihan publik untuk Pemilu Presiden 2014. Keenam kandidat tersebut adalah Jokowi, Prabowo, Wiranto, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla.

Rangkaian survei yang digelar harian Kompas menggunakan metode survei longitudinal, yakni meminta pendapat dari responden yang sama. Ketiga survei dilakukan secara tatap muka, dalam tiga periode waktu.

Survei periode pertama yang hasilnya dilansir pada Desember 2012 dilakukan pada rentang 26 November 2012 sampai 11 Desember 2012. Periode kedua, 30 Mei 2013 sampai 14 Juni 2013, dan diumumkan pada Juni 2013. Adapun periode ketiga terlaksana pada 27 November 2013 sampai 11 Desember 2013, diumumkan pada Rabu (8/1/2014).

Melibatkan 1.380 sampai 1.400 responden dari 34 provinsi di Indonesia, survei menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen dan rentang kesalahan (margin of error) 2,6 persen dalam penarikan sampel acak sederhana.

Hasil survei selengkapnya dapat dibaca di harian Kompas edisi Rabu (8/1/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com