"Anaknya tadi diambil DNA," ujar Muzdalifah (55), wanita yang mengaku ibu dari enam terduga teroris, sembari berjalan cepat menuju parkiran mobil RS Polri, Jakarta Timur, Rabu (2/1/2014).
Sebelumnya Muzdalifah sempat mencari-cari keberadaan anak Dayat atau Daeng yang hendak diambil sampel DNA-nya di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Setelah menemukan anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun tersebut, ia segera masuk ke dalam ruang forensik. Tidak beberapa lama mereka kembali keluar dari ruangan tersebut.
Terlihat ada lima orang laki-laki, dua orang wanita bercadar, serta dua anak kecil. Mereka terlihat tergesa-gesa dan segera masuk ke dalam mobil Avanza hitam.
Keluarga dari enam terduga teroris menolak proses identifikasi yang kini tengah dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri. Mereka berharap, enam jasad tersebut segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Penolakan otopsi dan identifikasi disebabkan karena keluarga telah menerima dan mengetahui penyebab kematian korban. Berdasar syariat Islam, kata Muzdalifah, jenazah harus segera dimakamkan.
Rencananya, enam jenazah akan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, setelah serah terima dari kepolisian kepada pihak keluarga. Saat ini, enam jenazah terduga teroris, yaitu Daeng alias Dayat alias Hidayat, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh alias Sabar, Hendi, dan Edo alias Amril, masih diidentifikasi di RS Polri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.