Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura: 2013, Pemberantasan Korupsi Diwarnai Noda Hitam

Kompas.com - 30/12/2013, 16:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya kasus korupsi yang ditangani aparat penegak hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepanjang tahun 2013 patut diapresiasi. Namun, masifnya kasus korupsi yang ada di negeri ini telah memberikan noda hitam tersendiri.

Ketua Fraksi Partai Hanura Sarifuddin Sudding menjelaskan, noda hitam yang dimaksud adalah kasus korupsi yang justru menimpa penegak hukum. "Dari mulai pegawai biasa di MA, kepala kejaksaan, dan kasus Ketua MK telah menyita perhatian kita sepanjang tahun 2013 ini," ujar Sudding dalam jumpa pers di kantor Fraksi Partai Hanura, Senin (30/12/2013).

Sudding menyatakan, banyaknya penegak hukum yang berlaku korup justru menimbulkan ironi dalam pemberantasan korupsi. Sikap penegak hukum yang korup itu pun telah melukai hati nurani rakyat.

"Ini sudah mendegradasikan kepercayaan publik sehingga banyaknya kasus korupsi yang terungkap juga menimbulkan krisis kepercayaan kepada penegak hukum," kata Sudding.

Sudding mengutip hasil jajak pendapat Kompas tanggal 16 Desember 2013 bahwa 83,1 persen responden menyatakan tidak puas dalam hal penegakan hukum. Menurut Sudding, publik kecewa ketika mantan Ketua MK Akil Mochtar tertangkap tangan dan diduga menjadi bagian dari mafia peradilan dan jual beli perkara.

Hal lain yang disoroti Fraksi Partai Hanura di bidang penegakan hukum terkait dengan sikap tebang pilih kasus. Polri dan Kejaksan, kata Sudding, masih menyasar pelaku korupsi kelas teri. Kepolisian dan kejaksaan juga dianggap belum maksimal melakukan penindakan terhadap kasus korupsi di daerah.

Terhadap KPK, Sudding mengatakan, publik berharap KPK benar-benar independen dalam menangani kasus Century dan kasus Hambalang. "Dua kasus ini adalah bentuk perampokan uang negara secara sistematis dan melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh dalam lingkup kekuasaan legislatif maupun eksekutif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com