Pada saat itu, penyelenggara mengundang tokoh lain yang digadang-gadang akan maju sebagai calon presiden pada tahun depan. Namun, karena sejumlah hal, akhirnya hanya Wiranto dan Yusril Ihza Mahendra yang hadir dalam diskusi bertema penelitian dan daya saing bangsa itu.
Saat menyampaikan paparan, Wiranto mengakui bahwa Indonesia tak bisa hanya mengandalkan sumber daya alam tanpa meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Ia merasa perlu ada kebijakan yang tepat dari calon pemimpin berikutnya.
Wiranto menegaskan, secara pribadi ia menganggap Rhoma sebagai sahabat. Kalaupun nantinya akan bersaing sebagai calon presiden, Wiranto menolak persaingan itu dilakukan dengan cara saling menjatuhkan.
Sebagai penguat klarifikasinya, Wiranto mengaku siap dikonfrontasi dengan pihak penyelenggara diskusi tersebut. Ia mengklaim bahwa Kepala LIPI Profesor Lukman Hakim bersedia dikonfirmasi tentang keterangannya tersebut.
"Saya tidak pernah menyebut nama orang, apalagi melecehkan, tak ada niat, bahkan dalam pikiran ini. Saya selalu menghormati siapa pun kandidat itu, apa pun profesinya silakan, tapi yang kita bincangkan saat itu adalah kompetensi," pungkasnya.
Sebagai informasi, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar menantang Wiranto untuk berdebat terbuka melawan Rhoma Irama dan disiarkan langsung ke publik. Tantangan yang disampaikan Muhaimin menjawab sindiran Wiranto terhadap Rhoma sebagai raja dangdut yang mengajukan diri dalam pertarungan capres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.