Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Antisipasi Teroris Jelang Natal dan Tahun Baru

Kompas.com - 15/12/2013, 08:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak mau menimbulkan keresahan baru dengan mengungkapkan adanya pihak yang sengaja merancang gangguan menjelang Pemilu 2014. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menuturkan, Presiden hanya meminta semua pihak waspada akan aksi terorisme pada hari Natal dan Tahun Baru.

Julian mengatakan, Presiden sudah mendapatkan informasi akan gangguan yang terjadi menjelang Pemilu 2014. Presiden, sebut Julian, juga sudah memberikan instruksi secara langsung dan tidak langsung kepada jajarannya, terutama pihak kepolisian.

"Kepolisian sebagai poros garda pengamanan terdepan diminta untuk meningkatkan kewaspadaan atau antisipasi segala kemungkinan, bila ada rencana teroris khususnya pada Natal dan Tahun Baru," kata Julian di Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (15/12/2013).

Julian membantah bila pernyataan Presiden SBY itu justru menimbulkan keresahan baru. Menurutnya, Presiden SBY selaku kepala negara mengajak semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan.

Gangguan Pemilu 2014

Presiden menyebut ada elemen-elemen tertentu yang merancang gerakan untuk mengganggu keamanan dan ketertiban menjelang Pemilu 2014. Presiden mengatakan telah menerima laporan dari Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman.

"Saya dapat laporan dari Kapolri, ada elemen-elemen yang merancang gangguan keamanan dan ketertiban di tempat-tempat tertentu. Sudah diikuti dan insya Allah bisa dicegah. Ini mungkin seolah-olah berkaitan dengan pemilu, padahal tidak," kata Presiden saat jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (12/12/2013), Jakarta, sebelum melakukan kunjungan kerja ke Jepang.

Presiden menilai wajar menghangatnya situasi politik menjelang Pemilu 2014. Namun, Presiden menyerukan kepada para elite parpol dan seluruh politisi untuk tetap menahan diri selama kampanye.

"Ada batas kepatutan dalam kampanye pemilu agar rakyat tidak jadi korban. Saya senang selama ini kolega-kolega saya, para elite dan politisi, pada saatnya mampu menjaga keteduhan pelaksanaan kampanye," kata Presiden.

"Namun, tidak mustahil ada pihak-pihak tertentu dengan motif tertentu yang tidak baik. Solusinya, di samping masyarakat luas tetap waspada, jajaran pemerintah, terutama aparat keamanan dan penegak hukum, harus bekerja ekstra. Boleh politiknya menghangat, tapi keamanan ketertiban masyarakat dapat kita jaga," pungkas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com