Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbahaya, Robert Tantular Diusulkan Ditahan di Nusa Kambangan

Kompas.com - 11/12/2013, 20:03 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan pemilik Bank Century Robert Tantular dianggap masih berbahaya meski sudah berada di balik penjara. Robert dikhawatirkan akan melakukan pengambilalihan aset Bank Century lagi. Oleh karena itu, Kepala Polri Jenderal Sutarman pun mengusulkan agar Robert ditahan di LP Nusa Kambangan, Jawa Tengah, dengan penjagaan maksimum.

"Dia lebih baik ditempatkan di tempat yang jauh-jauh saja supaya tidak ada komunikasi. Kalau perlu di Nusa Kambangan, yang jelas perlu diisolasi. Saya mendukung itu," ujar Sutarman dalam rapat dengan tim pengawas kasus Bank Century, Rabu (11/12/2013).

Ketika itu, Sutarman ditanyakan oleh anggota Timwas Century soal sepak terjang Robert Tantular di penjara. Robert disebut telah mengalihkan aset Bank Century berupa bangunan yang berada di Solo, Jawa Tengah. Akibat pengambilalihan ini, aset tersebut belum bisa disita negara.

Pada Juni 2013 lalu, Jaksa Agung Basrief Arief mengatakan, gedung itu telah diambil alih pada tahun 2012. Namun, pada tahun 2013, Bank Mutiara cabang Solo diketahui menggunakan kembali gedung itu dengan menyewa. Basrief mengaku, saat proses pengalihan aset itu, Robert masih mendekam di dalam penjara.

Anggota timwas dari Fraksi PKS, Indra, mempertanyakan mengapa begitu mudahnya transaksi dilakukan Robert dari balik sel. Dia meminta agar Kementerian Hukum dan HAM melakukan evaluasi terkait pengamanan para narapidana.

"Bagaimana bisa napi melakukan kontak, padahal kan tidak boleh ada telepon. Kita harus buat dia tidak semudah itu melecehkan negara. Saya harap ada upaya konkret agar Robert Tantular tidak mudah bergerak," katanya.

Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin menilai, usulan pengisolasian terhadap Robert masih belum bisa dilakukan. "Menurut Kejaksan Agung, masih di dalam proses tindak pidana lain sehingga dia tidak berada jauh sementara ini sampai prosesnya selesai," kata Amir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com