Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, KPK Periksa Tri Yulianto di Rumah Sakit

Kompas.com - 06/12/2013, 12:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat, Tri Yulianto terkait kasus dugaan suap yang menimpa mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini hari ini, Jumat (6/12/2013). Pemeriksaan terpaksa dilakukan di rumah sakit karena Tri baru saja menjalani operasi tumor prostat.

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Teuku Riefky Harsha mengatakan, pada Kamis (5/12/2013) kemarin, penyidik KPK sudah mendatangi RS Premier Jatinegara untuk memeriksa kondisi kesehatan Tri.

"Setelah mereka berkomunikasi dengan dokter dan ternyata memang benar sakit, akhirnya hari ini KPK datang lagi untuk memeriksa," ucap Riefky di Kompleks Parlemen, Jumat siang.

Riefky mengatakan, pemeriksaan dilakukan pada pukul 10.00. Sebelum diperiksa KPK, kata Riefky, Tri Yulianto sudah menyampaikan klarifikasi kepada Fraksi Partai Demokrat. Tri saat itu membantah telah menerima uang tunjangan hari raya (THR) seperti yang disampaikan Rudi Rubiandini.

"Tidak hanya Pak Tri, tapi juga bang Sutan sudah disampaikan bahwa mereka tidak menerima. Kami meminta agar anggota kami untuk menyampaikannya kepada KPK," ujar Riefky.

Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menuturkan Tri Yulianto merasa terpojok dengan kasus SKK Migas. Ia menegaskan bahwa pemberitaan yang menyebutkan Tri mangkir dari pemeriksaan sama sekali tidak benar karena memang saat itu belum ada surat yang diterima Tri. Nurhayati pun membacakan pesan singkat yang dikirim Tri kepada Nurhayati pada tanggal 28 November 2013 lalu.

Berikut isi pesan singkat itu: "Bu Nur yth, saya mhn petunjuk terkait fitnah yg beredar. Saya sampai saat ini blm dipanggil KPK. Saya akan klarifikasi spy tdk simang siur. Kondisi saya sdg sakit tumor prostat yg msh menunggu doter apakah ganas atau tdk. Sabtu pagi saya akan check up lagi. Sya menunggu arahan Bu nur. Wassalam, Tri Yulianto"

Pengakuan Rudi

Dalam persidangan, Rudi Rubiandini sempat mengaku Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pernah meminta uang THR kepadanya. Rudi pun mengakui memenuhi permintaan tersebut.

"Muncul permintaan THR DPR dari Komisi VII. Di sisi lain, ada tawaran beberapa orang bersedia memberi bantuan 200.000 dollar AS," kata Rudi ketika bersaksi dalam kasus dugaan suap SKK Migas dengan terdakwa Simon Gunawan Tanjaya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Rudi akhirnya menerima uang 200.000 dollar AS dari Deviardi, pelatih golfnya, dan digunakan untuk THR yang diminta Komisi VII. Menurut Rudi, uang itu diserahkanya melalui anggota DPR, Tri Yulianto. "Waktu itu Tri Yulianto anggota DPR. Mereka mewakili Komisi VII," kata Rudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com