Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Sadama Diduga Terlibat Jaringan Narkoba Internasional

Kompas.com - 04/12/2013, 16:57 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Teroris Fadli Sadama yang ditangkap aparat Kepolisian Diraja Malaysia beberapa waktu lalu diduga tak hanya terlibat dalam kasus terorisme saja. Ia diduga memiliki hubungan dengan jaringan perdagangan narkoba internasional. Hal itu dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, ketika menggelar jumpa pers di Mabes Polri, Rabu (4/12/2013).

Boy mengatakan, bisnis narkoba tersebut dikendalikannya selama masih menjadi tahanan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara.

"Jaringannya dari Malaysia dan Thailand. Jadi kita duga kuat dia memiliki jaringan internasional walaupun ini masif," kata Boy.

Polisi menduga, dalam menjalankan bisnisnya Fadli tak bekerja sendiri. Ia diduga bekerja sama dengan sejumlah bandar dan pengedar narkoba yang turut ditahan di dalam lapas tersebut. Sementara itu, dari hasil pemeriksaan sementara, diduga jenis narkoba yang diperjualbelikan adalah jenis ganja dan sabu.

Kendati demikian, polisi masih belum menemukan barang bukti yang cukup kuat untuk membuktikan keterlibatan terpidana teroris itu dengan jaringan perdagangan narkoba internasional. Lebih lanjut, Boy mengatakan, diduga Fadli menggunakan uang hasil penjualan narkoba tersebut untuk biaya hidup selama kabur dari Lapas Tanjung Gusta. Termasuk, digunakan untuk melarikan diri ke Malaysia beberapa waktu lalu.

"Diduga seperti itu (bisnis narkoba di dalam lapas). Fadli ini dilihat kekhususannya dibandingkan teman-teman yang lain, itu juga terkait dengan masalah kategori drug dealer," ujarnya.

Selain untuk biaya hidup, Boy menduga, Fadli memanfaatkan bisnis narkoba untuk mencari uang (fa'i) untuk mendanai serangkaian aksi teror di sejumlah wilayah dan membeli senjata.

Sebelumnya diberitakan, Fadli Sadama ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia pada 20 November 2013. Ia ditangkap di salah satu kediaman mantan warga negara Indonesia yang telah berpindah kewarganegaraan di Kuala Lumpur. Pada tanggal 27 November 2013 pihak kepolisian Malaysia menyerahkan Fadli ke Polri melalui pihak Imigrasi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com