"Kami tidak dalam posisi bersaing. Saya dimunculkan karena bukan saya yang minta," kata Hidayat, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Hidayat menjelaskan, mekanisme Pemira berjalan fair. Nama-nama yang diunggulkan tak diperbolehkan melakukan kampanye untuk merebut suara dari para kader PKS. Hasil akhir Pemira, kata Hidayat, harus diterima seluruh kader dan mendukung siapa pun yang keluar sebagai pemenang.
Ia menambahkan, jika pada pemilihan legislatif 2014 perolehan suara PKS mencapai 15 persen, partainya akan mengusung calon presiden sendiri. Calon presiden tersebut ditentukan dari hasil Pemira.
"Pemira untuk menguatkan internal, tapi bukan berarti di internal kita lagi ada masalah. Dan kalau hasilnya (pileg) di bawah 10 persen, tentu kita harus realistis (koalisi)," ujarnya.
Diunggulkan
Nama Hidayat Nur Wahid diunggulkan memenangkan Pemira PKS. Saingan terberat Hidayat adalah Anis Matta yang saat ini menjabat sebagai Presiden PKS. Jajak pendapat semua warga PKS di seluruh Indonesia melalui Pemira untuk Pemilu Presiden 2014 telah selesai pada Sabtu (30/11/2013) lalu.
Untuk DKI Jakarta, lima nama yang akan diusulkan ke Majelis Syuro PKS adalah Anis Matta, Hidayat Nur Wahid, Ahmad Heryawan, Tifatul Sembiring, dan Nurmahmudi Ismail.
Ketua DPW PKS DKI Jakarta Selamat Nurdin mengatakan, Anis Matta dipilih oleh 87,7 persen (kader), disusul Hidayat Nur Wahid dengan 83,4 persen dukungan dan Ahmad Heryawan dengan 72,4 persen. Posisi keempat adalah Tifatul Sembiring dengan dukungan 38,4 persen dan Nurmahmudi Ismail dengan 26,5 persen. Hasil tersebut didapat dari pemungutan suara di mana satu kader memilih lima nama yang menurut mereka paling layak menjadi calon presiden dari partai itu.
Selanjutnya, hasil Pemira akan disampaikan segera ke Dewan Pengurus Pusat PKS sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan (tentang) calon presiden dari PKS oleh Majelis Syuro. Kemungkinan, keputusan tersebut diambil pada pertengahan Desember 2013.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.