Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi menjelaskan, kejemuan masyarakat pemilih pada elite lama tercermin pada warga yang masuk dalam kategori kerah putih, yakni, masyarakat kota yang relatif mengakses berita di media secara teratur memiliki latar belakang demografi yang baik, berpendidikan, dan bekerja di sektor yang bertumpu pada pengetahuan dan skill.
"Pemilih sekarang mendambakan presiden yang bisa dipercaya atau jujur, dan cenderung tidak memilih elite lama seperti Megawati, Prabowo, atau Aburizal Bakrie," kata Burhanudin, di Kantor Indikator Politik, Jakarta, Minggu (1/12/2013).
Yang lebih menarik, kata Burhanudin, masyarakat pemilih yang bosan dengan wajah lama umumnya berasal dari kalangan usia di bawah 40 tahun. Kalangan tersebut merupakan mayoritas pemilih dari masyarakat pemilih nasional.
Menurutnya, gejala tersebut sesuai dengan berbagai studi di dunia bahwa kelas menengah yang terpelajar, memiliki pendapatan lebih baik dan generasi lebih muda merupakan motor bagi perubahan dan pembaruan politik. Masyarakat di kelas ini yang cenderung kritis dan tidak percaya pada elite lama, serta menaruh harapan dan kepercayaan pada elite baru.
"Maka perlu pergantian elite lama dengan elite baru. Elite yang lebih bisa dipercaya adalah pesan jelas dari rakyat kepada elite politik di negeri ini," pungkasnya.
Indikator Politik juga telah menyampaikan hasil survei yang menunjukkan pemilih di Indonesia lebih suka memberikan suaranya untuk calon pemimpin yang jujur dan amanah. Kejujuran dianggap menjadi modal paling penting mengalahkan kemampuan bersikap tegas dan pintar yang dimiliki oleh calon pemimpinnya.
Dari survei tersebut, sebanyak 51 persen populasi calon pemilih menunjuk kualitas personal yang jujur dan amanah sebagai modal yang paling utama yang harus dimiliki calon pemimpin. Selain jujur, modal selanjutnya adalah mampu berempati (24 persen), mampu memimpin (12 persen), tegas (7 persen), berwibawa (3 persen), dan pintar (1 persen).
Survei ini dilakukan Indikator Politik dengan populasi survei warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 atau lebih, dan atau telah menikah. Jumlah sampel sebanyak 1.200 dan berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Responden dipilih secara random.
Quality control ini dilakukan random pada 20 persen total sampel dengan metode spot check. Survei ini diklaim memiliki margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Waktu wawancara dilakukan 10-20 Oktober 2013. Survei ini dibiayai oleh Surat Kabar Sinar Harapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.