Ia mengatakan, seorang capres yang hanya mengandalkan popularitas dan elektabilitas harus dievaluasi. Berdasarkan penelusurannya di beberapa daerah, ia berkesimpulan, publik hanya mengharapkan pemimpin yang jujur dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya.
"Harapan masyarakat di daerah, keinginan terhadap pemimpin itu tidak macam-macam, sepanjang pemimpinnya jujur, bisa dipercaya, bisa membawa bangsa ke depan, memenuhi kebutuhan mendasar," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah itu.
Soal memenangkan konvensi, dia memilih membiarkannya mengalir. "Soal berkompetisi dalam konteks konvensi, ya kita mengalir saja. Penilaian kan melalui survei. Biarkan survei berjalan. Tapi yang paling pokok adalah melakukan komunikasi sebanyak mungkin dengan masyarakat," ujar Irman.
Berdasarkan survei yang digelar Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) pada medio September 2013 lalu, Irman hanya mengantongi elektabilitas sebesar 1 persen sebagai peserta Konvensi Partai Demokrat untuk layak menjadi calon presiden. Saat itu, dia mengaku memang belum melakukan aksi apa pun terkait konvensi.
Untuk menjadi capres dari Partai Demokrat, Irman harus bersaing dengan 10 calon peserta konvensi lainnya. Mereka adalah Pramono Edhie Wibowo, Endriartono Sutarto, Hayono Isman, Marzuki Alie, Sinyo Harry Sarundajang, Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, dan Gita Wirjawan.