Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irman Gusman: Capres Jangan Hanya Populer

Kompas.com - 29/11/2013, 17:55 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Irman Gusman, mengatakan, seorang calon presiden (capres) seyogiyanya tidak hanya bermodal popularitas dan elektabilitas tinggi. Menurut Irman, bangsa Indonesia membutuhkan presiden yang dapat memenuhi kebutuhan dasar dan memajukan negara.

"Seperti apa sih kualitas kepemimpinan yang diperlukan? Jangan hanya simplifikasi, sekadar popularitas dan elektabilitas," ujar Irman seusai penyampaian presentasinya pada seminar berjudul "Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menuju Bangsa Pemenang" di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2013).

Ia mengatakan, seorang capres yang hanya mengandalkan popularitas dan elektabilitas harus dievaluasi. Berdasarkan penelusurannya di beberapa daerah, ia berkesimpulan, publik hanya mengharapkan pemimpin yang jujur dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya.

"Harapan masyarakat di daerah, keinginan terhadap pemimpin itu tidak macam-macam, sepanjang pemimpinnya jujur, bisa dipercaya, bisa membawa bangsa ke depan, memenuhi kebutuhan mendasar," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah itu.

Soal memenangkan konvensi, dia memilih membiarkannya mengalir. "Soal berkompetisi dalam konteks konvensi, ya kita mengalir saja. Penilaian kan melalui survei. Biarkan survei berjalan. Tapi yang paling pokok adalah melakukan komunikasi sebanyak mungkin dengan masyarakat," ujar Irman.

Berdasarkan survei yang digelar Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) pada medio September 2013 lalu, Irman hanya mengantongi elektabilitas sebesar 1 persen sebagai peserta Konvensi Partai Demokrat untuk layak menjadi calon presiden. Saat itu, dia mengaku memang belum melakukan aksi apa pun terkait konvensi.

Untuk menjadi capres dari Partai Demokrat, Irman harus bersaing dengan 10 calon peserta konvensi lainnya. Mereka adalah Pramono Edhie Wibowo, Endriartono Sutarto, Hayono Isman, Marzuki Alie, Sinyo Harry Sarundajang, Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, dan Gita Wirjawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Nasional
Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Nasional
Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Nasional
Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Nasional
SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

Nasional
Sebut Gaya Kepemimpinan Militeristik Tak Lagi Relevan, Prabowo: Saya Keluar dari Militer 25 Tahun Lebih

Sebut Gaya Kepemimpinan Militeristik Tak Lagi Relevan, Prabowo: Saya Keluar dari Militer 25 Tahun Lebih

Nasional
Cucu SYL Ditransfer Duit Rp 20 Juta dari Kementan

Cucu SYL Ditransfer Duit Rp 20 Juta dari Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com