JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman mengatakan, kerja sama di bidang pendidikan antara Polri dan Australian Federal Police (AFP) akan tetap dilaksanakan meski mayoritas kerja sama lainnya dengan Australia telah dihentikan.
"Sudah saya hentikan kerja sama di bidang people smuggling (penyelundupan manusia) dan imigran. Tapi, kerja sama pendidikan tetap dilaksanakan," kata Sutarman seusai melepas Satgas FPU VI dalam misi PBB ke Darfur, Sudan, di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (25/11/2013).
Penghentian kerja sama dilakukan sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyusul memanasnya hubungan diplomatik kedua negara pasca-terungkapnya aksi penyadapan terhadap Presiden SBY serta sejumlah penjabat tinggi Indonesia.
Selain itu, kerja sama dalam pengadaan alat-alat untuk Densus 88 Antiteror serta untuk melacak kejahatan dunia maya juga telah dihentikan. Kepolisian mengaku akan melakukan evaluasi terkait semua peralatan itu karena ada kemungkinan perangkat tersebut berpeluang bisa disadap.
"Semua peralatan komputer bisa disadap. Sekarang bagaimana mekanisme peralatan harus diatur karena memancarkan gelombang radio, frekuensi apa pun bisa disadap," kata Sutarman.
Seperti diberitakan, menurut Presiden, penghentian sementara kerja sama tersebut sampai ada penjelasan dan sikap resmi Australia terkait penyadapan. Presiden SBY sudah menerima surat balasan dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Belum ada sikap Pemerintah Indonesia pasca-penjelasan Australia. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.