"Jika pencapresan ARB terus berlanjut, Partai Golkar diprediksi akan mengalami nasib serupa pada Pemilu 2004," ujar CEO Lembaga Klimatologi Politik Usman Rachman di Jakarta, Minggu (17/11/2013).
Prediksi Usman ini didasarkan pada survei LKP pada tanggal 1-10 November yang menyimpulkan elektabilitas Ical turun menjadi 9,2 persen. Sejak November 2012, elektabilitas Ical stagnan, bahkan cenderung menurun. Namun, Usman mengatakan, hal itu berbanding terbalik dengan elektabilitas Partai Golkar yang masih moncer di papan atas.
"Partai Golkar dalam sejumlah survei kalau tidak di posisi pertama, minimal posisi kedua dengan kisaran angka elektabilitas 20 persen," ucapnya.
Pencalonan Ical, sebut Usman, ternyata kurang mampu mendongkrak tingkat keterpilihan Ical sebagai capres. Jika tidak segera ditindaklanjuti, bisa saja kemenangan Golkar dalam Pileg 2014 tidak diiringi kemenangan Ical.
Seperti diberitakan, persoalan elektabilitas Ical yang tak juga menunjukkan peningkatan signifikan sempat dipersoalkan oleh kader internal partai itu. Bahkan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung telah menyurati Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar agar mengevaluasi pencapresan Ical jika tidak kunjung membaik.
Akbar juga menilai penetapan Ical sebagai capres bukan melalui proses yang demokratis karena tidak melibatkan pengurus DPD II Partai Golkar. Bahkan Akbar menilai lebih baik partainya mengadakan konvensi capres seperti pada tahun 2004.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.