Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Kenapa KPK Tak Sita Buku Tahlilan Ibas?

Kompas.com - 13/11/2013, 17:53 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, melalui pengacaranya, Firman Wijaya, mempertanyakan alasan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi yang tidak menyita buku tahlil bergambar Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam penggeledahan di kediaman Anas di Duren Sawit, Selasa (12/11/2013).

Firman menuduh KPK tebang pilih karena menyita buku tahlil bergambar Anas, tetapi tidak mengambil buku bergambar Ibas. “Buat kita satu hal, ada jejak Ibas di rumah Anas. Ada kesan diskriminatif KPK. Kalau penggeledahan, kita serahkan selama relevan. Selama ini kami juga kooperatif, tidak ke mana-mana. Tapi yang kami pertanyakan kenapa ada perlakuan spesial terhadap orang-orang tertentu? Ini yang kami sayangkan,” kata Firman di Gedung KPK, Jakarta.

Atas dasar itulah, Firman mendatangi Gedung KPK untuk menanyakan ihwal penggeledahan tersebut kepada penyidik KPK. Dia melanjutkan, buku tahlil bergambar Ibas tersebut sedianya dipandang KPK sebagai bagian dari kegiatan politik Partai Demokrat. Kegiatan politik terkait Ibas, menurut Firman, tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan politik Anas karena keduanya saat itu memimpin partai yang sama.

“Ini kan prosesi kegiatan yang semuanya bagian dari kegiatan yang ada urusannya dengan kepartaian Partai Demokrat, semuanya kan tentu penyelenggaraannya ada kaitannya dengan Partai Demokrat,” ujarnya.

Firman mengatakan, aktivitas politik semacam pengajian ini tentunya menggunakan dana yang patut ditelusuri sumbernya. Firman pun menilai KPK perlu memeriksa Ibas yang ketika kongres Partai Demokrat 2010 berlangsung menjabat sebagai steering committee.

“Itu semua diproduksi bukan tidak ada biaya kan? Sekarang saya tanya, apa iklan politik tidak pakai biaya? Siapa yang dulu menggunakan iklan pada proses itu? Itu kan kita minta juga diaudit supaya jelas. Kalau menyangkut pendanaan Partai Demokrat seperti apa, dana Hambalang seperti apa di dalam ini?” tuturnya.

Pada Selasa (12/11/2013), KPK menggeledah empat rumah atas nama Athiyyah di Duren Sawit. Penggeledahan dilakukan terkait dengan penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana olahraga Hambalang dengan tersangka Machfud Suroso.

Juru Bicara KPK Johan Budi membenarkan kalau buku tahlil bergambar Anas dan itu disita penyidik KPK. Menurut Johan, buku itu dibuat sekitar 2009 atau setahun sebelum pelaksanaan Kongres Partai Demokrat di Bandung.

Selain menyita buku tahlil, penyidik mengamankan sejumlah barang lain, di antaranya, paspor atas nama Athiyyah, dan kartu nama atas nama Wasid Suhadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com