Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB: Tjipta Lesmana, Pengamat "Bocor"

Kompas.com - 13/11/2013, 16:08 WIB
Indra Akuntono

Penulis


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar geram dengan pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana yang mengatakan partainya mendompleng popularitas sejumlah tokoh untuk memenangi Pemilihan Umum 2014. Menurut Marwan, apa yang dikatakan Tjipta sangat berbeda dengan fakta sebenarnya.

"Tjipta Lesmana yang bilang PKB mendompleng popularitas JK (Jusuf Kalla). Itu Tjipta bocor," kata Marwan di Gedung Syahida Inn, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (13/11/2013).

Marwan mengklaim bahwa Jusuf Kalla yang merapat dengan kemauan sendiri tanpa adanya pinangan dari PKB. Selain Jusuf Kalla, Marwan juga mengatakan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Rhoma Irama secara pribadi merapat ke PKB dengan harapan bisa diusung maju sebagai calon presiden pada 2014.

"Salah, pengamat yang bilang PKB mendompleng tokoh-tokoh itu. Yang benar adalah mereka yang merapat ke PKB," tandasnya.

Namun begitu, kata Marwan, saat ini PKB belum memutuskan siapa yang akan diusung menjadi calon presiden pada tahun depan karena menunggu hasil pemilihan legislatif. Ketiga tokoh tersebut dianggap memiliki peluang yang sama besarnya.

Jusuf Kalla mendapat dukungan 11 pimpinan PKB dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua terkait kandidat calon presiden 2014. Sejumlah pimpinan PKB di daerah menilai Jusuf Kalla sangat potensial menjadi capres karena berpengalaman dan kedekatannya dengan tokoh-tokoh NU.

Sebelumnya, Tjipta menilai aksi PKB yang mengobral wacana pencapresan Mahfud MD, Rhoma, dan Jusuf Kalla hanyalah upaya untuk mencari panggung yang bisa dipastikan gagal. Dia yakin cara ini tidak akan mampu membawa dampak elektoral yang kuat bagi PKB yang terpuruk sepeninggal almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Menurut Tjipta, PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar seakan tidak punya sikap. Muhaimin, lanjutnya, terlalu patuh terhadap setiap kebijakan pemerintah. Terlebih lagi, kini massa PKB sudah terpecah menjadi tiga kelompok. Kelompok Nahdlatul Ulama yang selama ini menjadi basis utama suara PKB tak lagi solid mendukung PKB lantaran tak adanya tokoh sekaliber Gus Dur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com