Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diminta Aktif Bantu Perbaikan DPT

Kompas.com - 13/11/2013, 14:57 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diminta aktif membantu menyempurnakan daftar pemilih tetap (DPT) nasional untuk pemilu 2014. Masyarakat yang berhak memilih diharapkan melakukan pengecekan DPT. Jika tidak terdaftar, mereka dapat melapor ke panitia pendaftar keliling (pantarling).

Hal itu merupakan salah satu poin kesimpulan dalam pertemuan antara pemerintah, para pemimpin lembaga tinggi negara, dan Komisi Pemilihan Umum di Istana Negara, Jakarta, Selasa (13/11/2013).

"Dihimbau kepada masyarakat juga aktif mereka mendaftar ke Pantarling di masing-masing kecamatan dan kabupaten/kota. Harus ada juga peran aktif dari masyarakat untuk mendaftar. Nama saya sudah masuk atau belum (dalam DPT). Itu juga penting," kata Menteri Koordinator Bidang Polhukam Djoko Suyanto seusai pertemuan.

Pertemuan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu khusus membahas kisruh DPT. Pemimpin lembaga tinggi negara yang hadir, yakni Ketua MPR Sidarto Danusubroto, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua MK Hamdan Zoelva, Ketua BPK Hadi Poernomo, Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki, dan Ketua MA Hatta Ali. Hadir pula Ketua KPU Husni Kamil Manik.

Selain Djoko, Presiden didamping Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Menteri Koordinator Kesra Agung Laksono.

Dalam pertemuan itu, Mendagri dan Ketua KPU diminta menjelaskan secara utuh permasalahan dan perkembangan penyelesaian kisruh DPT.

Djoko mengatakan, kesimpulan lain, semuanya sepakat agar DPT disempurnakan. Kemendagri dan KPU disarankan turun ke seluruh daerah termasuk di daerah pemilihan luar negeri untuk mencocokan data DPT dengan kondisi di lapangan. Seluruh kepala daerah, kata dia, juga harus bertanggungjawab atas permasalahan DPT.

"Memang perlu waktu untuk mengsinkronkan data yang cukup banyak. Saya tidak tahu angkanya, tapi masih ada perbedaan. Sekarang sedang berproses untuk sinkronisasi dan sudah mengecil angkanya," kata Djoko.

Ada pun terkait waktu penyelesaian, Djoko mengatakan, seluruh pihak yang hadir sepakat tidak memberikan batas waktu yang singkat kepada KPU dan Kemendagri. Kedua pihak itu diberi waktu yang cukup untuk mengsingkronkan data agar hasilnya maksimal.

Terakhir, dihimbau KPU maupun Kemendagri secara periodik menjelaskan ke masyarakat progresnya seperti apa. Jangan menunggu ditanya. Progresnya misalnya dalam dua minggu seperti apa, pungkas Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com