Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media "Mainstream" Dikuasai Politisi, Media Sosial Jadi Alternatif

Kompas.com - 12/11/2013, 13:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Media massa mainstream saat ini dinilai sudah banyak dikuasai oleh elite-elite politik yang mempunyai berbagai kepentingan. Oleh karena itu, media sosial yang netral dan bebas dari kepentingan tertentu bisa dijadikan sebagai alternatif. Demikian disampaikan Ketua Forum Telematika KTI Hidayat Nahwi Rasul dalam diskusi bertajuk Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kualitas Demokrasi Indonesia di Jakarta, Selasa (12/11/2013).

"Media massa mainstream sekarang justru banyak dikuasai tokoh-tokoh partai politik yang ingin nyapres. Metro TV dikuasai Surya Paloh, TV One dikuasai Aburizal Bakrie," kata Hidayat.

Karena telah dikuasai oleh elite politik, konten-konten yang ada dalam media mainstream dinilai Hidayat bersifat tidak netral. Konten tersebut, lanjutnya, dapat membahayakan kualitas demokrasi yang ada di Indonesia.

"Sebaliknya, media sosial bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu karena penggunanya adalah masing-masing individu," lanjut Hidayat.

Pada tahun 2013 ini, menurut Hidayat, sekitar 80 juta penduduk Indonesia telah tersambung dengan internet. Sekitar 60-70 persen dari jumlah tersebut menggunakan media sosial, seperti Facebook, Youtube, Path, dan sebagainya.

Dengan jumlah yang masif tersebut, lanjut Hidayat, media sosial akan sangat efektif jika digunakan sebagai media baru untuk mengawal kualitas demokrasi di Indonesia, apalagi media sosial juga menurutnya memiliki feedback yang cepat. Setiap individu bisa memproduksi dan bisa pula mengonsumsi informasi sehingga terjadi kecepatan input-output informasi.

"Jadi, kalau media sosial ini digunakan dengan benar, saya yakin ini bisa menjadi media baru untuk mengawal kualitas demokrasi di Indonesia," pungkas Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com