Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Posko Itu, Jokowi Bersanding dengan Soekarno

Kompas.com - 05/11/2013, 08:17 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Terdapat pemandangan mencolok jika kita melintasi Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Di sana, terbentang spanduk besar bertuliskan "Jokowi for President". Di atas tulisan tersebut terdapat tulisan "Posko Center Rakyat", dan di bawahnya terdapat tulisan "dari rakyat untuk rakyat menuju Indonesia baru".

Di sisi kiri spanduk itu terdapat foto Jokowi yang disandingkan dengan Presiden RI pertama Indonesia, Soekarno. Sementara itu, di bagian sebelah kanan terdapat peta Indonesia. Warna merah dan putih mendominasi spanduk tersebut. Di dalamnya, terdapat bangunan semipermanen sederhana yang terbuat dari kayu. Di sanalah berbagai kegiatan biasa dilakukan oleh para pengurus posko.

Azhari Kayisan, salah seorang pengurus, mengatakan, posko itu didirikan untuk menunjukkan gerakan nyata masyarakat yang mendukung Jokowi untuk maju sebagai presiden. Posko ini, lanjutnya, tidak ada keterkaitan dengan partai politik tertentu.

"Posko ini untuk mendukung sekaligus menyosialisasikan Jokowi sebagai presiden 2014," ujar dia kepada Kompas.com, Senin (4/10/2013).

Dukungan yang besar dari masyarakat terhadap Jokowi untuk maju sebagai capres, menurut Azhari, menjadi faktor kuat terbentuknya posko ini. Meskipun dana terbatas, dengan semangat para pendukung Jokowi, akhirnya posko ini tetap terbentuk.

"Dananya, enggak ada dana. Dananya kecil-kecilan, iuran masing-masing teman saja," ujar pria yang juga pengurus PBNU itu.

Tak hanya di Jakarta, Azhari mengklaim posko yang diresmikan pada 6 Oktober 2013 ini sudah berdiri di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Nantinya, posko akan dibuat juga pada tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan.

"Target kita 1.000 posko berdiri sebelum Pemilu 2014 nanti," ujar pengurus posko lainnya, James Semet.

James yakin dengan dukungan rakyat yang begitu besar dari Sabang hingga Merauke, Jokowi akan bersedia maju sebagai capres. Apalagi, lanjut dia, PDI Perjuangan sudah memberikan sinyal untuk mencalonkan Jokowi. Kalaupun nantinya Jokowi tidak maju di 2014, James mengatakan posko itu akan tetap berdiri untuk mengusung Jokowi pada 2019.

"Kita akan terus dukung Jokowi, kasihan rakyat sudah kebelet ingin punya capres seperti dia," lanjutnya.

Ke depannya, baik Azhari maupun James berharap posko ini dapat mengubah sistem dan kondisi politik di Indonesia. Proses pencalonan presiden yang dulunya selalu diukur dengan uang, diharapkan dapat berubah dengan adanya kekuatan dan dukungan dari rakyat.

"Kita berharap rakyat bisa patungan, kita ingin menunjukkan kalau untuk jadi presiden tidak hanya dengan kekuatan partai atau uang, tapi dengan kekuatan rakyat. Kalau rakyat patungan, kita yakin itu bisa tercapai," ujar Azhari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com