Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2013, 12:11 WIB
Anita Yossihara

Penulis


KOMPAS.com -  Ruang rapat Komisi II DPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10) sore, ramai. Meski sedang reses, Komisi II tetap menggelar rapat dengar pendapat.

Untuk kesekian kalinya, Komisi II menggelar rapat dengar pendapat dengan Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, Kementerian Dalam Negeri, dan para perwakilan partai politik peserta Pemilu 2014. Tema yang dibahas lagi-lagi soal daftar pemilih.

Walaupun sudah memasuki masa reses, bangku anggota Komisi II penuh. Mereka memilih datang karena materi yang dibahas penting. Padahal, bagi sebagian besar anggota DPR, waktu reses digunakan secara maksimal untuk bertemu konstituen di daerah pemilihan. Apalagi sebagian lebih, 89 persen, anggota DPR kembali mencalonkan diri dalam Pemilu 2014.

Bicara soal reses untuk bertemu konstituen di dapil, sejumlah anggota Komisi II memiliki cerita tersendiri. Mereka kerap ditanya soal ”oleh-oleh” yang dibawa pulang untuk konstituen.

”Oleh-oleh” yang dimaksud para konstituen adalah program bantuan dan proyek pembangunan infrastruktur. Selama ini, konstituen sering mendapat program bantuan dari anggota DPR ataupun anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan DPRD kabupaten atau kota.

Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo mengaku sering diprotes konstituennya di dapil Jawa Timur IV (Jember dan Lumajang) karena tidak pernah membawa ”oleh-oleh” seperti yang diharapkan. ”Sering sekali konstituen protes. Kata mereka, ’Anggota DPR lain saja bisa bawa program, seperti traktor, pupuk, pembangunan jalan, dan lain-lain. Masa Pak Arif tak bisa? DPRD provinsi dan kabupaten saja bisa,’” tuturnya.

Menurut Arif, pemikiran konstituen di daerah memang sederhana. Anggota DPR dianggap penguasa proyek atau program pembangunan. Selama ini, ia hanya membawa ”oleh-oleh” berupa cerita soal demokrasi, perubahan politik, hukum, dan pertanahan. ”Pernah ada yang sampai nyeletuk, ’Kayak mau ada revolusi ada, yang diomongkan kok soal pentingnya perubahan politik dan demokrasi saja,’” tutur politisi PDI-P tersebut.

Pengalaman itu juga dialami anggota Komisi II lain, seperti Akhmad Muqowam dari Partai Persatuan Pembangunan dan Budiman Sudjatmiko dari PDI- P. Keduanya juga sering kali ditanya program atau proyek fisik oleh para konstituen.

”Kami ini suka ditanya konstituen, masa yang dibawa pulang demokrasi saja,” tutur Muqowam, beberapa waktu lalu.

Komisi II memang menangani bidang politik dan pemerintahan dalam negeri, serta aset dan pertanahan. Mitra kerja Komisi II juga kementerian serta lembaga negara yang berhubungan dengan politik dan pemerintahan dalam negeri, bukan kementerian yang memiliki program bantuan atau proyek pembangunan untuk rakyat, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kehutanan, dan sebagainya. Bukan pula kementerian penghasil dan pengelola pendapatan negara, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan sebagainya.

Karena itu, anggota Komisi II tidak bisa membawa pulang proyek pembangunan fisik. Di kalangan anggota DPR, Komisi II kerap disebut sebagai komisi air mata. (Anita Yossihara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Nurul Ghufron, Alex Marwata Yakin Tak Ada Pelanggaran Etik

Bela Nurul Ghufron, Alex Marwata Yakin Tak Ada Pelanggaran Etik

Nasional
Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

Nasional
Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

Nasional
Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

Nasional
Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

Nasional
Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

Nasional
Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

Nasional
Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

Nasional
Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

Nasional
Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

Nasional
Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

Nasional
Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com