"Pak JK dan Aburizal Bakrie tidak mau membuat konvensi, mungkin karena Golkar sekarang dikuasai patronase pengusaha," kata Akbar dalam diskusi di Menteng, Jakarta, Jumat (18/10/2013). Kalau saja Golkar dikendalikan pemikir politik yang memikirkan bagaimana membangun sistem politik yang lebih baik, lanjut dia, maka konvensi pasti akan digelar.
Terlebih lagi, Golkar adalah partai yang mengawali hadirnya konvensi. Pada 2004, kata Akbar, masyarakat mengapresiasi konvensi yang digelar Golkar. Pemberitaan pun sangat meluas.
Hasilnya, Partai Golkar menjadi pemenang pemilihan umum legislatif pada 2004 dengan meraup 24,5 juta suara. "Para peserta konvensi Golkar sekarang juga masih ada lima orang yang berpengaruh. Pak Aburizal Bakrie, Prabowo, Surya Paloh, Pak Wiranto, dan saya," tutur Akbar.
Tak hanya itu, mantan Ketua DPR tersebut juga mengungkapkan rasa kecewanya ketika posisi ketua umum Partai Golkar dipegang oleh Jusuf Kalla (JK). Menurutnya, pada kepemimpinan JK, Golkar tak hanya gagal menjadi pemenang pemilu, tetapi juga mengalami penurunan perolehan suara.
Akbar pun lalu bertutur, konvensi yang dulu dirintis Partai Golkar adalah upaya untuk membedakan diri antara Partai Golkar pada hari ini dan Golkar yang dikenal publik pada masa Orde Baru. Namun, metode penjaringan pemimpin yang demokratis tersebut justru ditinggalkan Partai Golkar dan malah saat ini dijalankan oleh Partai Demokrat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.