Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak Jadi Capres, Golput Bisa 75 persen

Kompas.com - 18/10/2013, 16:13 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang kerap disapa Jokowi akan memengaruhi partisipasi publik dalam Pemilu 2014 mendatang. Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, mengatakan, apabila Jokowi tidak diusung sebagai calon presiden, angka golput akan mencapai 75 persen.

"Jokowi seng (tidak) ada lawan. Golput bisa sampai 75 persen kalau Jokowi enggak nyapres," ujar Tamrin di sela-sela diskusi tentang politisasi media sosial di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (18/10/2013).

KOMPAS.com/Rahmat Fiansyah Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (18/10/2013).

Ia mengatakan bahwa elite-elite politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah membuat kesalahan terbesar dalam sejarah jika tidak mengusung Jokowi sebagai calon presiden. Ia pun menyarankan agar dinasti politik dalam tubuh PDI-P dihentikan karena posisi RI-1 ditentukan oleh suara rakyat.

"Elite-elite politik PDI-P membuat kesalahan jika mengganti banteng Jokowi dengan kerbau-kerbau lainnya," katanya.

Tamrin mengatakan bahwa media sosial ikut berperan dalam mengantarkan kesuksesan Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Kendati demikian, karakter kepemimpinan yang melekat dalam diri Jokowi menjadi faktor penentu keberhasilannya tersebut.

"Selama ini kan orang bicara kriteria kepemimpinan kan secara teoretis. Sekarang orang sudah punya patokan bahwa pemimpin yang baik itu seperti Jokowi," jelasnya.

Seperti diketahui, nama Jokowi terus mengungguli tokoh-tokoh politik lainnya dalam bursa capres 2014 seperti Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie. Dalam survei longitudinal yang dilakukan Litbang Kompas pada Desember 2012 dan Mei 2013, tingkat keterpilihan Jokowi mencapai 32,5 persen. Proporsi itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tingkat keterpilihannya pada Desember 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com