Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tandjung Pun Ikut "Promosi" Golkar

Kompas.com - 10/10/2013, 11:23 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Menjelang Pemilu 2014, sejumlah ruas jalan di Ibu Kota dipenuhi dengan spanduk-spanduk berwajah politisi. Baru-baru ini, spanduk dengan wajah politisi senior Partai Golkar, Akbar Tandjung, terpasang di jalan-jalan di Jakarta. Setidaknya, spanduk terpasang di TB Simatupang, kawasan Senayan, dan Pancoran.

Pengamatan Kompas.com, spanduk tersebut didominasi warna kuning. Seperti spanduk yang dipasang calon anggota legislatif, calon kepala daerah, atau calon presiden, wajah Akbar mendominasi spanduk. Ukurannya cukup besar, sekitar 1,5 meter x 2,5 meter.

Selain lambang Golkar dan nomor urut peserta pemilu, serta sedikit pesan, tercantum pula nama lengkap Akbar dan jabatannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Ini tak jauh berbeda dengan spanduk kampanye yang selama ini bertebaran menjelang Pemilu 2014.

Melihat spanduk itu, lalu timbul tanda tanya, apa kepentingannya? Ini mengingat Akbar tak maju sebagai caleg dan tak pernah menyinggung soal keinginannya maju bertarung dalam Pemilihan Presiden 2014.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Nurul Arifin berpikir positif bahwa pemasangan spanduk tersebut untuk mempersatukan dan memberi semangat kepada keluarga besar Golkar menghadapi Pemilu 2014. Nurul mengaku tidak melihat ada keinginan Akbar untuk jabatan tertentu nantinya.

"Saya percaya bahwa perjuangan Pak Akbar selama ini ditujukan untuk kesatuan Partai Golkar dan mengajak yang lain untuk tetap menghormati seluruh keputusan partai," kata Nurul.

Dalam sebulan terakhir, Akbar termasuk yang vokal meminta Golkar bekerja keras untuk mendongkrak popularitas partai dan calon presiden yang telah dideklarasikan, Aburizal Bakrie alias Ical. Jika Ical tak mengalami kenaikan elektabilitas secara signifikan, ia meminta Golkar mengevaluasi pencapresan Ical.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com