"Terakhir datang pas rapat Banggar (Badan Anggaran), sekitar dua minggu yang lalu," kata salah seorang anggota pengamanan dalam (pamdal) yang menolak dituliskan identitasnya, Selasa siang.
Di sisi lainnya, rekan-rekan sefraksi Hikmat menolak memberi komentar tentang kinerja Hikmat. Ada yang mengaku menolak mengomentari karena merasa tak etis menilai kinerja rekan sefraksinya.
Namun begitu, anggota Fraksi Partai Golkar, Nudirman Munir, menyatakan, Hikmat merupakan anggota Fraksi Partai Golkar yang sangat aktif menyampaikan gagasan dan mengikuti rapat fraksi. Ia juga menganggap tak ada yang dapat dipermasalahkan dari kinerja Hikmat selama ini.
"Terakhir hadir di rapat fraksi minggu lalu, tidak ada masalah. Sebagai anggota fraksi sangat aktif, banyak pendapat yang cukup membantu," ujar Nudirman.
Untuk diketahui, Hikmat Tomet adalah suami dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Hikmat kini kembali maju sebagai calon anggota legislatif DPR dari daerah pemilihan Serang-Cilegon.
Saat ini, publik tengah menyorot dinasti politik yang dibangun oleh Atut. Sorotan semakin tajam pascapenangkapan dan penetapan adik kandung Atut, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan dugaan melakukan suap terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi (kini nonaktif) Akil Mochtar. Wawan diduga melakukan suap terkait sengketa Pilkada Lebak yang ditangani MK.
Pascapenetapan Wawan sebagai tersangka, KPK juga mencegah Atut ke luar negeri selama 6 bulan untuk kepentingan penyidikan kasus ini. Serentetan peristiwa ini kemudian memunculkan pertanyaan, bagaimana kelanggengan dinasti keluarga Atut di Banten setelah dua sosok kuncinya harus berurusan dengan hukum?
Pengamat politik Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Gandung Ismanto, memprediksi akan terjadi "tsunami" politik di Banten.
"Dampak terbesarnya akan terjadi 'tsunami' politik karena secara simbolis, Atut merupakan putri pertama dari penguasa Banten di masa lalu (Chasan Sochib)," kata Gandung, Senin (7/10/2013).
Dalam keluarga besar Chasan Sochib, kata Gandung, Wawan memiliki peran sentral di dalam dinasti kepemimpinan Atut di Banten. Ketika ayahnya masih menjadi penguasa Banten, Chasan membangun pilar kultural untuk mengonsolidasikan kekuatan para jawara di Banten. Konsolidasi kekuatan itu sampai saat ini masih terus tertata rapi, meski Chasan telah meninggal dunia.
Saat ini, menurutnya, konsolidasi tersebut diwariskan kepada Wawan. Lebih lanjut, ia mengatakan, Wawan yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Banten semakin menguatkan posisi keluarga Atut dalam lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
Selain Atut dan Wawan, anggota keluarga lainnya juga menduduki posisi penting di Banten dan di tingkat pusat adalah Hikmat Tomet (suami Atut) yang menjadi anggota Komisi V DPR RI; Andhika Hazrumy (anak pertama Atut), anggota DPD dari Provinsi Banten; dan Ade Rosi Khairunnisa (Istri Andhika), saat ini Wakil Ketua DPRD Kota Serang. Lalu, Andiara Aprilia Hikmat (anak kedua Atut), calon anggota DPR RI; Tanto Warsono Arban (suami Andiara), calon anggota DPR RI; Heryani (ibu tiri Atut) Wakil Bupati Pandeglang; Ratu Tatu Chassanah (adik kandung Atut), Wakil Bupati Serang; Tubagus Chaerul Jaman (adik tiri Atut), Wali Kota Serang; dan Airin Rachmi Diany (istri Wawan), Wali Kota Tangerang Selatan.
"Atut yang membangun pemerintahan, dia (Wawan) yang mengatur siapa yang dipromosikan, me-nonjob-kan orang, siapa yang jadi kadis (kepala dinas), dan itu dapurnya ada di Kadin," kata Gandung.
Gandung mengatakan, penangkapan Wawan oleh KPK tentu saja akan memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan dinasti Atut, terutama pada Pemilu 2014. Pasalnya, sejumlah anggota keluarga Atut mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, seperti Andhika Hazrumy yang maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR dari daerah pemilihan atau dapil Pandeglang-Lebak; Hikmat Tomet sebagai caleg DPR dari dapil Serang-Cilegon; dan Ade Rosi Khairunnisa yang maju sebagai caleg DPR dari dapil Kota Serang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.