Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut Panggil Sang Istri, Anggota Komisi III DPR "Ngacir"

Kompas.com - 07/10/2013, 13:21 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, kembali buka suara dalam rapat pleno pelantikan Ketua Komisi III DPR, Senin (7/10/2013), untuk menjelaskan duduk perkara masalah rumah tangganya. Persoalan rumah tangga menjadi salah satu isu yang dipertanyakan anggota Komisi III DPR sehingga pelantikan Ruhut ditunda pekan lalu.

"Ini telah terjadi character assasination yang memedihkan. Saya mengerti apa yang disampaikan kawan-kawan. Tapi, tolong saya diberikan waktu untuk menjelaskan, memanggil istri saya," ujar Ruhut.

Beberapa anggota pun langsung berteriak menolak pemanggilan istri Ruhut, Diana Lovita. Menurut beberapa anggota Komisi III, pemanggilan Diana sama sekali tidak relevan dengan kasus pelantikan Ruhut.

Markus Silanno dari Fraksi Partai Demokrat pun protes menganggap pemanggilan Diana tidak diperlukan. Namun, Ruhut bersikeras dan meminta maaf kepada Markus.

Gede Pasek Suardika yang secara resmi masih menjabat Ketua Komisi III DPR mendukung Ruhut. Menurutnya, forum kali ini adalah forum yang tepat untuk memberikan penjelasan atas tudingan-tudingan anggota Komisi III soal rumah tangga Ruhut.

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang sejak tadi dilangkahi para anggotanya yang melakukan interupsi pun tampak berang. Dengan sedikit emosi, Priyo berdiri dan meminta untuk dihormati.

"Jadi, apa kita setuju voting?" tiba-tiba Priyo bertanya yang langsung disambut jawaban dukungan mayoritas anggota Komisi III DPR.

Tok! Palu pun diketok tanda akan dilakukan voting. Ruhut protes karena minta untuk diberikan waktu menghadirkan sang istri. Setelah berdebat, isri ruhut akhirnya dihadirkan. Namun, kebanyakan anggota tampak tak tertarik melihat drama rumah tangga Ruhut. Mereka pun tampak keluar dari ruang rapat, di antaranya Bambang Soesatyo, Sarifuddin Sudding, Yorrys Raweyai, Nasir Djamil, dan Aboebakar Al-habsy.

Dalam pleno ini, Ruhut menyatakan mundur dari penunjukannya sebagai Ketua Komisi III DPR. Ruhut mengatakan, alasan pengunduran diri tersebut karena ia tidak ingin penunjukannya sebagai Ketua Komisi III oleh fraksinya menjadi polemik berkepanjangan. (Baca: Ruhut Mundur dari Ketua Komisi III DPR)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com