Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Profil 10 Kandidat Dirjen Pemasyarakat (Bagian 3)

Kompas.com - 26/09/2013, 19:27 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemberitaan mengenai institusi pemasyarakatan, terutama akhir-akhir ini, dipenuhi nuansa buram. Mulai dari jumlah warga binaan yang melebihi kapasitas, beredarnya telepon gengam bahkan narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan, sampai beragam peristiwa kerusuhan yang tak jarang memakan korban jiwa.

Segala tantangan tersebut menghadang 10 kandidat yang kini tengah menjalani seleksi terbuka untuk menjadi Dirjen Pemasyarakatan. Mereka adalah Adrianus E Meliala, F Haru Tamtomo, Gunarso, Handoyo Sudradjat, I Wayan Sukerta, Ma’mun, Mohammad Ghazalie, Rusdianto, Yon Suharyono, dan Y Ambeg Paramarta (baca: 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan Lolos Tes Tertulis).

Berikut adalah bagian ketiga dari empat tulisan tentang profil para kandidat Dirjen Pemasyarakatan yang kini masih menjalani seleksi terbuka. Masukan mengenai rekam jejak para kandidat dapat disampaikan melalui nomor telepon 081392003339 atau e-mail: pansel.dirjenpas@kemenkumham.go.id


6. Mohammad Ghazalie

Wisudawan terbaik Akademi Ilmu Pemasyarakatan 1982 ini adalah kelahiran Banda Aceh pada 1957. Berkarier di Kementerian Hukum dan HAM, tetapi mulai 2009 dia diperbantukan ke Dewan Ketahanan Nasional dan sekarang dia adalah Staf Ahli Bidang Hukum Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.

Menggenggam gelar doktor di bidang Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Ghazali menawarkan program pembenahan pemasyarakatan mulai dari tataran regulasi, serta penempatan narapidana kasus korupsi, narkoba, dan teroris di lapas dengan keamanan super maksimum untuk memutus jaringan.

Dia pun menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dan integritas petugas lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan, selain peningkatan kerja sama lintas sektoral dengan lembaga lain.

Posisi eselon I didapatkan Ghazalie di Dewan Ketahanan Nasional. Data LHKPN Ghazalie memperlihatkan kesederhanaan dalam kesehariannya, yang membuatnya sampai saat ini bahkan tidak memiliki mobil pribadi.

Dalam LHKPN 2012, harta bergerak milik Ghazalie tercatat hanya senilai Rp 140 juta berupa bangunan di Tangerang, harta bergerak berupa dua sepeda motor senilai Rp 22 juga, serta perhiasan dan tabungan senilai Rp 190 juta.

7. Ma’mun

Kepala Kanwil Kemenkuhmam Kalimantan Selatan ini adalah lulusan terbaik Akademi Ilmu Pemasyarakatan pada 1980, kelahiran 1957. Dia melewatkan karier panjangnya  dengan menjadi kepala lapas dan kepala rutan di banyak tempat. Salah satu lapas yang pernah dia pimpin adalah Kalapas Klas I Bandar Lampung yang di masa kepemimpinannya menjadi Juara I Lapas Klas I Terbaik.

Sosok yang menurut para anak buahnya sangat ramah, tak pelit berbagi ilmu , dan tak membeda-bedakan latar belakang pendidikan anak buah, mengusulkan perubahan struktur organisasi dan optimalisasi fungsi unit pelaksana teknis untuk pembenahan pemasyarakatan.

Pemilik gelar master hukum dari Universitas Krisnadwipayana Jakarta ini pun mengusung program pelatihan pelatihan untuk jajaran sumber daya manusia pemasyarakatan, perbaikan pola karier, diklat teknis, dan pembenahan postur anggaran UPT pemasyarakatan.

LHKPN 2013 Ma’mun mencatatkan kepemilikan harta tak bergerak berupa tanah dan bangunan di Sragen, Jawa Tengah, senilai Rp 125 juta. Lalu tercatat kepemilikan harta bergerak berupa mobil dan motor senilai Rp 125 juta.

8. I Wayan Sukerta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com