Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Saya Yakin Tidak Lebih Jelek dari Kandidat Lain

Kompas.com - 13/09/2013, 11:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang mengikuti Konvensi Calon Presiden Demokrat, Marzuki Alie, menanggapi tenang hasil survei yang menyatakan dirinya masih berada di bawah peserta konvensi lain dalam tingkat popularitas dan elektabilitas. Ia merasa yakin mampu bersaing dengan kandidat lainnya setelah agenda kerjanya tersusun dan bisa mulai dikampanyekan.

Marzuki menjelaskan, saat ini peluang seluruh peserta konvensi masih relatif sama. Merujuk pada survei yang dilakukan Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG), popularitas tertinggi di antara seluruh peserta konvensi dimiliki oleh Dahlan Iskan (15,1 persen) dengan elektabilitas sebesar 31,8 persen. Menurut Marzuki, posisi Dahlan Iskan belum aman.

"Masih jauh dari aman, belum apa-apa itu. Kan kita baru mau kerja, masih banyak waktu untuk bekerja. Saya yakin saya tidak lebih jelek dari yang lain," kata Marzuki, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (13/9/2013).

Menurut Ketua DPR ini, yang terpenting dari survei bukan hanya sekadar citra, melainkan juga kapabilitas. Ia merasa citra positif dan kapabilitas itu harus dimiliki secara bersamaan untuk memenangkan konvensi, atau bahkan pemilihan umum presiden.

"Termasuk rekam jejaknya, komitmennya terhadap persoalan bangsa. Kalau sudah begitu, ya bagus," tandasnya.

Untuk diketahui, Menteri BUMN Dahlan Iskan dianggap paling berpeluang dalam memenangkan Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Hal itu diungkapkan oleh peneliti dari SSSG, Ilman Nafian, merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan baru-baru ini.

Dalam penelitiannya, SSSG melakukan survei mengenai popularitas peserta Konvensi Partai Demokrat. Hasilnya, popularitas Dahlan Iskan berada di posisi paling atas dengan 15,1 persen, diikuti oleh Marzuki Alie dengan 12,5 persen, Anies Baswedan 9,2 persen, dan Pramono Edhie Wibowo dengan popularitas sebesar 8,8 persen. Peserta konvensi lainnya adalah Dino Patti Djalal dengan popularitas sebesar 7,0 persen, Ali Masykur Musa 5,3 persen, Endriartono Sutarto 4,9 persen, Gita Wirjawan 4,3 persen, Hayono Isman 3,4 persen, Irman Gusman 1,6 persen, dan Sinyo Harry Sarundajang 0,6 persen.

Selain meneliti mengenai popularitas peserta konvensi, SSSG juga melakukan survei mengenai peserta yang paling layak memenangkan kompetisi konvensi atau peserta yang paling layak menjadi calon presiden Partai Demokrat. Hasilnya tak jauh berbeda, nama Dahlan Iskan tetap berada di posisi teratas (31,8 persen), diikuti oleh Anies Baswedan (5,6 persen), Pramono Edhie Wibowo (2,6 persen), dan Marzuki Alie (2,1 persen). Sementara persentase peserta lainnya tak lebih dari satu persen.

"Survei ini kita lakukan waktu Mahfud MD dan Jusuf Kalla dikatakan ikut konvensi, tapi ternyata mereka menolak. Sebanyak 19,3 persen responden memilih Jusuf Kalla, dan 10,7 persen memilih Mahfud," kata Ilman.

SSSG melakukan survei ini pada 25 Agustus sampai 9 September 2013 dengan melibatkan 1.250 responden yang tersebar di 10 kota besar. Sepuluh kota tersebut adalah DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, dan Balikpapan. Metode pengumpulan data dengan wawancara telepon.

Tingkat keyakinan hasil survei ini 95 persen dan sampling of error lebih kurang 2,77 persen. Kriteria responden di 10 kota besar yang memiliki telepon rumah dan telah memiliki hak pilih pada Pemilu 2014. Sampel atau responden diambil secara acak dari nomor telepon yang terdapat di buku daftar pelanggan Telkom. Penelitian dilakukan atas inisiatif SSSG dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 60 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com