Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Kaji Pengawalan Truk yang Dilakukan Bripka Sukardi

Kompas.com - 11/09/2013, 14:35 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengawalan terhadap enam truk pengangkut suku cadang elevator yang dilakukan Bripka Sukardi sesaat sebelum tewas ditembak orang tak dikenal di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (10/9/2013) malam, masih menjadi pertanyaan. Mabes Polri masih mengkaji pengawalan apakah saat itu Sukardi sedang dalam posisi bertugas atau tidak.

"Standar operasional prosedur (SOP) pengawalan sudah jelas. Kami sedang melakukan pengkajian terhadap hal itu apakah sesuai atau tidak," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Rabu (11/9/2013).

Alsadad Rudi Jenazah Bripka Sukardi, seorang polisi dari kesatuan Provost yang masih tergeletak berikut sepeda motor Honda Vario miliknya di Jalan HR Rasuna Said, tepatnya di jalur lambat tepat di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2013). Korban ditembak pengendara motor sekitar pukul 22.30 WIB.

Berdasarkan keterangan sementara dari Dirpolair Baharkam Polri, lanjut Ronny, Sukardi tewas dalam kondisi sedang dalam melaksanakan tugas pengawalan. Meski demikian, Mabes Polri belum dapat memberikan kepastian.

Ronny mengatakan, sampai saat ini, pemeriksaan terhadap para saksi masih terus dilakukan. Pemeriksaan dilakukan guna mengidentifikasi pelaku penembakan terhadap bapak tiga anak tersebut.

"Karena almarhum ini pada tadi malam sebelum tertembak melakukan tugas pengawalan terkait dengan pengawalan akan kami dengar kesaksian seperti apa latar belakangnya. Apakah pelaku penembakan terkait dengan pengawalan ini," ujarnya.

Seperti diberitakan, Bripka Sukardi ditembak sekitar pukul 22.30 WIB. Saat itu, dia sedang mengawal truk pengangkut menggunakan sepeda motor Honda Supra bernomor polisi B 6671 TXL.

Dari hasil otopsi, diketahui jika terdapat empat luka tembak di tubuh Sukardi. Luka itu terdapat di dada, bahu, perut, dan tangan kirinya. Tiga proyektil peluru bersarang ditubuhnya. Sementara satu peluru menembus tangan kirinya.

"Peluru yang ditembak di bahu bersarang di punggung. Peluru yang ditembak di perut bersarang di (maaf) pantat korban," kata Kepala Bidang Analisis Kimia Biologi Forensik Pusdokes Polri Kombes Pol Slamet Hartoyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com