"Pelaku terbiasa dengan senjata api. Artinya, dia sudah melatih dirinya menggunakan senjata api sebelumnya," kata Ronny, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Hal tersebut, menurut Ronny, terlihat dari tenangnya pelaku dalam mengeksekusi korban. Selain itu, hasil pemeriksaan menunjukkan luka tembak yang dialami Bripka Sukardi berada di titik-titik yang mematikan.
"Mereka terbiasa menggunakan senjata. Kalau dilihat dari arah penembakan yang mengenai tubuh korban, ada di titik yang langsung mematikan," ujarnya.
Meski telah menyimpulkan bahwa pelaku penembakan adalah orang yang terlatih, Ronny mengaku, Polri tidak mau terburu-buru mengerucutkan penyelidikannya kepada kelompok-kelompok tertentu.
Bripka Sukardi ditembak pada Selasa (10/9/2013) sekitar pukul 22.20, tepat di depan Gedung KPK, di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Saat ditembak, diduga Sukardi tengah mengawal truk bermuatan bahan konstruksi. Dia melakukan pengawalan dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra B 6671 TXL. Iring-iringan truk berjalan dari Tanjung Priok, Jakarta Utara, menuju Rasuna Tower di Jakarta Selatan.
Bripka Sukardi meninggalkan seorang istri bernama Tirta Sari (44) dan tiga orang anak, yaitu Dita Kardina Putri (19), Devi Novita (16), dan M Adi Wibowo (8). Jenazah disemayamkan di Aula Gedung Sanggita Asrama Brimob Polri, Cipinang, Jakarta Timur. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Kemiri Rawamangun, Jakarta Timur, setelah zuhur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.