Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Anies Pilih Demokrat, Ini Alasannya

Kompas.com - 31/08/2013, 15:55 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Partai Demokrat tengah jadi sorotan oleh publik setelah para elitenya terjerat kasus korupsi. Di tengah pandangan miring itu, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengaku menyadari konsekuensi yang harus diterimanya saat memutuskan ikut Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat untuk Pemilu 2014.

Sebelum menerima tawaran itu, Anies mengaku sadar bakal muncul kontroversi, kritik, cacian, hingga hinaan terhadap dirinya. Benar saja, setelah secara terbuka mengumumkan bersedia mengikuti proses Konvensi, Anies mengaku perkiraannya itu terjadi.

"Banyak sekali pertanyaan yang muncul seperti diduga. Kenapa Demokrat? Iya ya, kenapa Demokrat? Saya pikir baiknya (parpol) yang mana ya? Enggak ada juga. Ya sudah (menerima)," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).

Anies menambahkan, banyak orang selalu membandingkan berbagai hal dengan kesempurnaan. Jika Demokrat dianggap kotor, Anies berpikir kelurahan, kecamatan, hingga kementerian mana yang bersih? Begitu pula dengan perusahaan swasta. Meski ada yang bersih, kata dia, tetapi jumlahnya minim.

"Lalu, apakah saya harus menunggu semuanya sempurna, tata kelolanya, baru kemudian saya masuk? No, itu namanya ceremonial leadership. Kita di-training dulu untuk apa? Menjadi fighting leadership. Kita ini ingin jadi petarung. Kita hadir untuk bertarung, kita hadir untuk ikut mendorong perubahan," kata Anies disambut riuh tepuk tangan alumni HMI.

Jika beberapa tokoh menolak ikut konvensi dengan berbagai alasan, Anies mengaku bakal terus maju. Alasannya, ia memutuskan ikut konvensi bukan semata-mata atas dasar hitungan untung rugi. Meski demikian, Anies tetap menghormati keputusan penolakan lantaran itu hak mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com