JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dinilai mampu menarik dukungan secara signifikan terhadap pemilih yang golput atau belum menentukan pilihan calon presiden di pemilu 2014. Selain itu, Jokowi juga mampu menarik dukungan dari pemilih yang awalnya mendukung parpol selain PDI Perjuangan.
Hal itu terlihat dari survei yang digelar Forum Akademisi Teknologi Informatika (IT). Hasil survei dipaparkan Ketua Forum Akademisi IT Hotland Sitorus di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Jika PDI-P tidak menetapkan Jokowi sebagai capres sebelum Pemilu Legislatif 2014, menurut Hotland, angka abstain atau golput mencapai 25,5 persen. Namun, jika Jokowi menjadi capres sebelum April 2014, angka abstain atau golput tinggal 19,7 persen.
Perbedaan juga terlihat terhadap elektabilitas parpol lain jika Jokowi ditetapkan menjadi capres oleh PDI-P. Elektabilitas PDI-P, menurut survei, melonjak hingga 34 persen (sebelum Jokowi capres hanya 20,4 persen).
Elektabilitas parpol lain turun, yakni Partai Golkar menjadi 14,1 persen (dari 16,7 persen), Partai Gerindra 8,5 persen (9,6 persen), Partai Demokrat 5 persen (6,6 persen), PKS 3,9 persen (4,1 persen), Partai Hanura 3,5 persen (4,3 persen), PKB 3,3 persen (3,7 persen), PPP 3,1 persen (3,6 persen), Partai Nasdem 2,1 persen (2,3 persen), PAN 1,9 persen (2,2 persen), PBB 0,6 persen (tetap), dan PKPI 0,3 persen (0,4 persen).
"Jokowi effect menggerus kelompok abstain atau golput. Jika Jokowi menjadi capres PDIP, suara semua parpol juga disedot PDIP. Jokowi sangat potensial. Dia mampu meruntuhkan sekat antar partai, golongan," kata Hotland.
Dalam penjelasannya, Forum Akademisi IT mengaku melakukan survei pada 1-20 Agustus 2013 . Sebanyak 2.000 orang (1.000 pria dan 1.000 perempuan) di 34 provinsi menjadi responden dengan teknik wawancara langsung. Adapun margin error hasil survei tersebut plus minus 2,5 persen.
Seperti diberitakan, PDI-P hingga saat ini belum menetapkan capres-cawapres. Kewenangan penetapan capres-cawapres diserahkan kepada Ketua Umum DPP Megawati Soekarnoputri. Hanya, PDI-P mengaku mencermati hasil berbagai survei yang menempatkan Jokowi pada posisi teratas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.