Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suswono Pernah Semobil dengan Fathanah, Anis Matta dan Fahri Hamzah

Kompas.com - 22/08/2013, 13:24 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Suswono kembali bertutur tentang pertemuannya dengan terdakwa kasus dugaan korupsi pengaturan kuota impor daging sapi dan pencucian uang, Ahmad Fathanah. Suswono mengaku pernah tiga kali bertemu dengan Fathanah.

"Saya pernah bertemu tiga kali," ujar Suswono saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (22/8/2013).

Dia mengaku pernah bertemu Fathanah di rumah Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin pada 2012. Pertemuan itu adalah undangan sarapan pagi oleh Ilham yang juga kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

HENRY LOPULALAN Ahmad Fathanah menjadi saksi pada sidang dengan terdakwa Direktur PT Indoguna Utama, Aria Abdi Effendi dan Juard Effendi terkait kasus korupsi impor daging sapi, di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2013). Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi tersebut menghadirkan Menteri Pertanian, Suswono, Luthfi Hasan Ishaaq, Maharany Suciyono, serta penyelidik KPK, Amir Arif. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

Fathanah diketahui tak hanya mengenal mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq. Kali ini Suswono mengungkapkan bahwa saat menuju rumah wali kota, Fathanah berada dalam satu mobil dengannya, Presiden PKS Anis Matta, dan Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah.

"Beliau ikut satu mobil, ada Anis Matta, dan Fahri Hamzah dalam perjalanan ke rumah Wali Kota," terang Suswono.

Suswono mengaku tak tahu persis mengapa Fathanah berada satu mobil dengannya dan kader PKS lain. Saat itu, dia mengenal Fathanah dengan nama Olong. Menurut Suswono, Fathanah juga berusaha mengakrabkan diri dengannya.

"Saya agak kaget juga karena dia kok sepertinya akrab sekali sudah mengenal saya. Yang saya tahu namanya Olong," ujarnya.

Pertemuan lainnya di Takalar, Sulawesi Selatan yang juga dihadiri Anis Matta. Kemudian di Hotel Aryaduta, Medan Sumatera Utara pada 11 Januari 2013 bersama Presiden PKS Luhtfi Hasan Ishaaq, Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman. Pertemuan di Medan, menurut Suswono, Maria hanya menyampaikan mengenai krisis daging sapi 2012.

Seperti diketahui, Ahmad Fathanah bersama mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq didakwa menerima pemberian hadiah atau janji dari Juard dan Arya (Direktur PT Indoguna Utama) terkait kepengurusan kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut Rp 1,3 miliar. Keduanya juga didakwa tindak pidana pencucian uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com