Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Bintang Dua ini Tak Sebut Jumlah Hartanya ...

Kompas.com - 20/08/2013, 15:57 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Pembinaan Bidang Hukum Kepolisian RI Inspektur Jenderal Polisi Anton Setiadi menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (20/8/2013) untuk melaporkan harta kekayaannya.

Seusai melapor, Anton mengaku tidak ada penambahan harta yang berarti. "Oh tidak ada," kata Anton di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta saat ditanya apakah ada penambahan hartanya yang berarti dibanding tahun lalu.

Namun, Anton tidak mengungkapkan nilai hartanya yang dilaporkan kepada KPK. Dia juga membantah kalau pelaporan harta kekayaannya ini berkaitan dengan seleksi pemilihan calon kepala Kepolisian RI, pengganti Jenderal (Pol) Timur Pradopo. "Oh tidak, ini masalah jabatan, tidak ada hubungannya," ujar Anton.

Dia mengaku hanya mengklarifikasi nilai hartanya kepada KPK dan tidak berkaitan dengan kenaikan pangkat/jabatan.

Sementara menurut informasi dari internal KPK, kedatangan Anton berkaitan dengan seleksi calon kapolri. Selain Anton, KPK juga menerima laporan harta kekayaan Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisi RI Inspektur Jenderal (Pol) Puji Hartanto. Adapun Puji tiba hampir bersamaan dengan Anton, namun meninggalkan Gedung KPK lebih dulu.

Sebelumnya, ada sembilan calon yang telah melaporkan hartanya kepada KPK. Mereka adalah Kepala Badan Reserse Kriminal, Komjen Pol Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Pol Anang Iskandar, Kepala Lembaga Pendidikan Polri, Komjen Pol Budi Gunawan, Kapolda Bali, Irjen Pol Arif Wachjunadi dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Putut Eko Bayuseno.

Ada pula Asisten Operasi Kapolri, Irjen Pol Badrodin Haiti, Mantan Kepala Divisi Humas Mabes Pori, Irjen Pol Saud Usman Nasution, Wakil Kepala Bareskrim, Irjen Pol Anas Yusuf, dan Kepala Divisi Teknologi Informasi Polri, Irjen Pol Tubagus Anis Angkawijaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com