Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Rakyat, Ada yang Mengaku Tetap Dihormati, Ada yang Dicibir

Kompas.com - 06/08/2013, 11:29 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Meski kerap dikaitkan dengan berbagai kasus korupsi, citra anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) direspons berbeda-beda oleh masyarakat. Ada sejumlah anggota Dewan yang mengaku masih dihormati oleh masyarakat, khususnya konstituen di daerah pemilihannya, ada yang menuai cibiran.

Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf, mengaku memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat di dapilnya. Nurhayati telah dua periode menjadi anggota DPR dari dapil Jawa Timur V yang meliputi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.

Setiap kali bertemu masyarakat setempat, kata Nurhayati, semua selalu menyambut baik. Jauh dari anggapan yang mengatakan bahwa banyak anggota DPR sering kali dilecehkan atau mendapat perlakuan sinis dari masyarakat karena diidentikkan dengan persekongkolan tindak pidana korupsi ataupun malas memperjuangkan nasib rakyat.

"Saya tidak pernah mengalami seperti itu," kata Anggota Komisi VIII DPR RI itu, di Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2013) malam.

Nurhayati menuturkan, hubungan baiknya dengan masyarakat di dapil sudah terbangun jauh sebelum ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Saat itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini aktif melakoni kegiatan bersama lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang sosial dan pemberdayaan perempuan.

Selain aktif terlibat dengan masyarakat kelas bawah, Nurhayati juga mengaku selalu menjadi wakil rakyat yang tak elitis, meski saat ini dirinya menjabat posisi penting di partai besar dan di parlemen. Ia menolak mendapat pengawalan khusus saat bertemu dan berdialog dengan masyarakat, serta menyempatkan diri memenuhi undangan masyarakat dalam acara atau kegiatan tertentu. Semua dilakukan demi menciptakan dan merawat kedekatan dengan konstituen, serta menjadi penghubung aspirasi rakyat kecil.

"Semua berjalan dengan baik. Kalau ada acara masyarakat saya hadir, kalau diundang pernikahan saya hadir, semua sama dan tanpa protokoler. Prinsip saya bukan ingin membangun pagar, tapi jembatan untuk rakyat," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Saan Mustopa. Dia mengaku tak pernah memiliki masalah dengan masyarakat, khususnya mereka yang menjadi konstituennya di daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat VII yang mencakup Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Masyarakat di dapilnya, lanjut Saan, tak pernah meremehkan apalagi memandang sinis dirinya lantaran citra anggota DPR yang bobrok.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini lalu menegaskan, hubungan baiknya dengan masyarakat tercipta karena dirinya sering langsung turun ke bawah, mengunjungi, dan berdialog dengan masyarakat di dapilnya. Menurutnya, kepercayaan masyarakat nihil diperoleh bila politisi atau calon anggota DPR ogah-ogahan bertemu dengan masyarakat yang akan memilihnya.

"Sampai hari ini saya tidak punya pengalaman seperti itu (dilecehkan rakyat), ini soal intensitas sering ke dapil, sering komunikasi. Opini atau citra yang muncul bisa diperbaiki dengan komunikasi, tapi kalau tidak dikenal dengan konstituen pandangan (sinis) seperti itu bisa saja," kata Saan, di Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2013) malam.

Merasa dicibir

Pengakuan Nurhayati dan Saan ini berseberangan dengan apa yang dilontarkan oleh Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat. Menurut politisi Gerindra ini, banyak anggota DPR yang ikut menanggung akibat dari ulah oknum anggota DPR lainnya, terutama dalam hal kasus korupsi.

Martin menuturkan, saat mengunjungi konstituen di daerah pemilihan, dirinya sering dilecehkan dan dipandang dengan sinis. Masyarakat, kata Martin, telanjur menganggap bahwa semua politisi di Senayan pasti ikut bersekongkol dalam melakukan tindak pidana korupsi.

"Pandangan-pandangan miring seperti ini menjadi beban moral yang paling berat kalau kita bertemu dengan para konstituen di daerah pemilihan," kata Martin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Ungkap Anak SYL Indira Chunda Kembalikan Uang Rp 293 Juta

Jaksa KPK Ungkap Anak SYL Indira Chunda Kembalikan Uang Rp 293 Juta

Nasional
Pastikan Data di Kementeriannya Aman, Menpan-RB: Kita Ada 'Backup' Data

Pastikan Data di Kementeriannya Aman, Menpan-RB: Kita Ada "Backup" Data

Nasional
Nasdem Sebut Presiden PKS Ralat Pernyataan, Wagub Diserahkan ke Anies

Nasdem Sebut Presiden PKS Ralat Pernyataan, Wagub Diserahkan ke Anies

Nasional
Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

Nasional
Tuntutan SYL, Ada Pengembalian Uang dari Ahmad Sahroni dan Nasdem

Tuntutan SYL, Ada Pengembalian Uang dari Ahmad Sahroni dan Nasdem

Nasional
Eks Direktur Alsintan Kementan Dituntut 6 Tahun Bui

Eks Direktur Alsintan Kementan Dituntut 6 Tahun Bui

Nasional
Budi Arie Didesak Mundur, Projo: Masak Komandan Kabur?

Budi Arie Didesak Mundur, Projo: Masak Komandan Kabur?

Nasional
Selain Penjara 12 Tahun, SYL Juga Dituntut Bayar Uang Pengganti Rp 44,2 Miliar dan 30.000 Dollar AS

Selain Penjara 12 Tahun, SYL Juga Dituntut Bayar Uang Pengganti Rp 44,2 Miliar dan 30.000 Dollar AS

Nasional
Dugaan Pemerasan di Kementan, Eks Sekjen Dituntut 6 Tahun Kurungan

Dugaan Pemerasan di Kementan, Eks Sekjen Dituntut 6 Tahun Kurungan

Nasional
Buntut Peretasan, Pemerintah Kaji Contoh Pengelolaan PDN di Luar Negeri

Buntut Peretasan, Pemerintah Kaji Contoh Pengelolaan PDN di Luar Negeri

Nasional
Bertemu Delegasi Parlemen Thailand, Menpan-RB Anas Bahas Transformasi Digital

Bertemu Delegasi Parlemen Thailand, Menpan-RB Anas Bahas Transformasi Digital

Nasional
Presiden PKS Bertemu Surya Paloh Sebelum Umumkan Anies-Sohibul, Nasdem Ungkap Isi Pembicaraan

Presiden PKS Bertemu Surya Paloh Sebelum Umumkan Anies-Sohibul, Nasdem Ungkap Isi Pembicaraan

Nasional
Pindahkan Data Imigrasi ke Web Amazon, Yasonna: Bagus, Tak Ada Lagi Kendala

Pindahkan Data Imigrasi ke Web Amazon, Yasonna: Bagus, Tak Ada Lagi Kendala

Nasional
Faktor Lanjut Usia jadi Hal Meringankan SYL Dituntut 12 Tahun Penjara

Faktor Lanjut Usia jadi Hal Meringankan SYL Dituntut 12 Tahun Penjara

Nasional
Sidang Tuntutan SYL, Ada Aliran Uang ke Partai Nasdem Rp 965 Juta dari Kementan

Sidang Tuntutan SYL, Ada Aliran Uang ke Partai Nasdem Rp 965 Juta dari Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com