Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Tragedi Tinju Nabire karena Kelalaian Menpora

Kompas.com - 23/07/2013, 12:21 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyimpulkan, tragedi yang menyebabkan kematian 18 warga Nabire, Papua, saat menonton pertandingan Tinju Bupati Cup, Minggu (14/7/2013) lalu, adalah kecelakaan murni. Namun, Komnas HAM menyatakan, hal itu disebabkan kelalaian Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.

"Tragedi itu terjadi karena ada ketidaktaatan atau ketidakpatuhan bahkan ketidakjelasan SOP (standard operating procedures/prosedur operasi standar) penyelenggaraan acara olahraga baik Peraturan Menpora maupun peraturan asosiasi olahraga termasuk Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia). Sehingga Menpora lalai dalam mengontrol termasuk kelayakan sarana prasarana olahraga," ujar Ketua Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan Pelanggaran HAM Komnas HAM Natalius Pigai melalui pesan singkat, Selasa (23/7/2013).

Dia mengutarakan, pihaknya berkesimpulan Menpora bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan olahraga di seluruh Indonesia termasuk keselamatan suporter. Namun, saat ditanya bagaimana seharusnya bentuk pertanggungjawaban Menpora, dia tidak menjawab.

Natalius mengatakan, dari penyelidikan yang dilakukan Tim Komas HAM langsung di Nabire, Gelanggang Olahraga (GOR) Kota Lama Nabire yang digunakan sebagai tempat bertanding sangat tidak layak untuk penyelenggaraan acara olahraga apa pun. Menurutnya, GOR tersebut dalam kondisi yang rusak dan memprihatinkan.

"Menpora tidak mampu menjaga keselamatan publik sebagaimana menjaga keselamatan altet," kata Natalius.

Sementara itu, kecelakaan murni yang dimaksudnya adalah, penonton berdesak-desakan saat akan ke luar gedung. Pasalnya, kata dia, hanya ada satu pintu ke luar saja.

"Sehingga penonton berjatuhan dan saling menindih sehingga sesak nafas," jelasnya.

Komnas HAM, kata Natalius, belum menemukan fakta dan bukti yang mengindikasikan tragedi itu dilakukan secara sengaja dan adanya pembiaran oleh pihak-pihak tertentu. Ia memastikan, keluarga korban telah menerima peristiwa itu sebagai sebuah musibah.

"Indikatornya tidak ada reaksi atau protes dari keluarga korban baik saat kejadian ataupun saat upacara penguburan yang berlangsung damai dan tenang," lanjut Natalius.

Kesimpulan-kesimpulan tersebut diambil setelah pemantauan dan penyelidikan yang dilakukan Komnas HAM selama tiga hari. Penyelidikan itu, kata Natalius, dilakukan dengan mencari data dan fakta di antaranya pertemuan dengan bupati dan jajaran Pemerintah Daerah Nabire, jajaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Pertina, panitia penyelenggara, kepolisian di Nabire, Komandan Distrik Militer (Dandim) 753 Nabire, pihak korban, masyarakat, penonton, dan wakil rakyat.

Insiden itu berawal dari final kejuaraan tinju amatir Bupati Cup antara Alvius Rumkorem dari Sasana Persada melawan Yulianus Pigome dari Sasana Mawa, Minggu. Alvius menang angka dalam pertandingan yang berlangsung di GOR Kota Lama Nabire itu. Kemenangan Alvius menuai protes. Para suporter kemudian saling ejek dan lempar kursi. Sekitar 1.000 penonton yang menjejali lokasi pun berebut untuk berusaha keluar. Sebanyak 18 orang tewas akibat peristiwa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com