Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pusat Akan Kelola Jembatan Timbang

Kompas.com - 21/07/2013, 08:49 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah pusat akan mengelola jembatan timbang untuk mengendalikan kapasitas angkutan barang. Jembatan timbang itu akan dibangun di perbatasan antarprovinsi. Sanksi terhadap pelanggaran kapasitas beban jalan akan diberlakukan secara nasional.

"Kami sedang merencanakan agar bagaimana perbatasan antarwilayah provinsi dibangun. (Kementerian Perhubungan) bekerja sama dengan Bina Marga (Ditektorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, red) akan membangun jembatan timbang sendiri," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Suroyo Alimoeso, dalam diskusi bertajuk "Peliknya Manajemen Mudik", Sabtu (20/7/2013) di Jakarta.

Ia mengatakan, karena pengelolaan jembatan timbang antarprovinsi itu bersifat nasional, maka sanksi yang akan diterapkan bagi pelanggaran beban jalan juga bersifat nasional. Dia menyatakan, seharusnya, jembatan timbang bukan alat utama untuk mencegah kerusakan jalan akibat kelebihan beban jalan oleh kendaraan angkutan barang. Ia meminta pengguna jalan disiplin menggunakan kendaraannya sesuai dengan beban yang diperbolehkan.

"Kalau kita disiplin dengan aturan, saya yakin juga, jalan akan berumur panjang. Jembatan timbang jangan dijadikan tolak ukur akhir. Tapi harus dari awalnya sudah membawa beban sesuai yang diizinkan," ujar Suroyo.

Rencana pengelolaan jembatan timbang oleh pemerintah pusat itu didukung Anggota Komisi V DPR Arwani Thomafi.

"Saya sepakat ada rencana, terobosan dari Ditjen Perhubungan Darat dengan Bina Marga agar jalan betul-betul dipakai transportasi sesuai spesifikasi," ujar Arwani.

Ia menilai, jembatan timbang kerap digunakan sebagai titik salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD). Akibatnya, tidak ada kepedulian pemerintah daerah soal potensi kerusakan jalan akibat kelebihan beban jalan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com