Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega Kalah dari Jokowi karena Belum "Ngapa-ngapain"

Kompas.com - 18/07/2013, 13:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Joko Widodo alias Jokowi terus menjadi "kembang" dalam survei elektabilitas calon presiden yang dilakukan sejumlah lembaga. Dalam survei Lembaga Survei Nasional (LSN), ia bahkan mengungguli Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang juga mantan Presiden, Megawati Soekarnoputri. Secara jam terbang, Mega sudah lebih dulu terjun ke panggung politik daripada Jokowi. 

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, partainya bisa memahami hasil survei yang menempatkan Mega pada peringkat yang berbeda-beda. Menurut Tjahjo, tidak stabilnya elektabilitas Mega ialah karena Mega belum melakukan langkah-langkah kampanye.

"Belum ada langkah seperti pasang iklan dan mendeklarasikannya maupun bergerak secara terencana," kata Tjahjo, Kamis (18/7/2013).

Mengenai hasil survei yang menempatkan Jokowi di atas Mega, menurut Tjahjo, PDI Perjuangan mencermatinya. Akan tetapi, kata dia, survei bukan menjadi pertimbangan utama dalam mengambil keputusan. Selain itu, Tjahjo menilai, melejitnya elektabilitas Jokowi sama sekali tidak terkait dengan manuver Jokowi selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Itu tidak ada kaitannya dengan pencitraan dirinya sebagai capres. Semata-mata tugas Jokowi sebagai Gubernur DKI saja yang harus turun, kerja mereformasi birokrasi di DKI dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di DKI," paparnya.

Jokowi kalahkan Megawati

Elektabilitas Jokowi melesat tinggi meninggalkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Dalam survei elektabilitas capres PDI Perjuangan yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN), Jokowi meraih suara 68,1 persen dan Megawati 14,9 persen. Setelah Jokowi dan Megawati, publik menginginkan Puan Maharani (1,5 persen), Rano Karno (1,4 persen), Rieke Diah Pitaloka (1,4 persen), Ganjar Pranowo (1,1 persen), Budiman Sudjatmiko (0,9 persen), Maruarar Sirait (0,4 persen), Teras Narang (0,2 persen), dan Tjahjo Kumolo (0,2 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com