Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Mau Twitter Kek, Facebook Kek... 2014 Masih Lama!

Kompas.com - 10/07/2013, 14:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta joko Widodo alias Jokowi mengomentari munculnya akun @Joko_Widodo2014 di jejaring sosial Twitter. Tak diketahui siapa yang ada di balik akun tersebut. Akun tersebut memakai nama "#Capres2014". Apa kata Jokowi?

"Ndak, ndak tahu. Yang kayak begitu banyak sekali memang," katanya kepada wartawan, Rabu (10/7/2013), di Jakarta.

Jokowi juga mengatakan tak berkeberatan meski akun tersebut mencantumkan angka 2014 yang identik dengan pemilu.

"Biasa saja kok. 2014 masih lama," ujar Jokowi.

Lalu ketika ditanyakan apakah Jokowi akan mencari tahu siapa yang membuat akun tersebut, Jokowi hanya menjawab dengan santai.

"Yang diusut itu apanya? Dunia maya memang bebas seperti ini, mau akun Twitter, kek. Facebook, kek, ndak ada masalah. Banyak sekali, coba buka, search saja," papar Jokowi.

Twitter Twitter @Joko_widodo2014
Sebelumnya diberitakan, ada sebuah akun Twitter @Joko_widodo2014 yang mulai aktif di Twitland sejak 6 Juli 2013. Pengikut alias follower-nya belum banyak. Hingga Rabu (10/7/2013) pukul 14.30 WIB, baru ada 92 pengikut. Sementara itu, jumlah tweet-nya sudah lebih dari 1.700.

Akun itu menamakan dirinya #Capres2014. Dalam bio-nya tertulis, "Berpisahlah Gub dan Wagub Jakarta demi INDONESIA, Jokowi Nasional Ahok Jakarta. Hadang capres2 penuh kasus, busuk dan tidak becus! ".

Tweet akun itu hanya berisi retweet dari pengguna Twitter yang mem-posting berita, informasi, atau celotehan terkait Jokowi. Bisa jadi, ini dikendalikan secara otomatis.

Jokowi capres

Wacana bahwa Jokowi merupakan salah satu kandidat potensial sebagai calon RI-1 mulai menguat setelah survei sejumlah lembaga menempatkannya sebagai tokoh dengan elektabilitas tertinggi. Sejumlah nama yang sudah lebih dulu menyatakan diri siap maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2014, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, dan Wiranto, berada di bawah Jokowi.

Namun, dalam beberapa kesempatan, Jokowi menyatakan tak ingin maju sebagai capres. Ia ingin menuntaskan tugas dan janjinya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga 2017. Jokowi saat ini berpasangan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Sejumlah partai juga menyatakan ketertarikannya memasangkan Jokowi dengan "jagoannya". Partai Golkar sempat mencetuskan alternatif memasangkan Aburizal dengan Jokowi sebagai capresnya. Partai Persatuan Pembangunan melontarkan pasangan Jokowi-Suryadharma Ali. Partai Demokrat juga tak ketinggalan. Pintu terbuka bagi Jokowi jika ingin mengikuti konvensi capres Partai Demokrat yang rencananya digelar pada Agustus mendatang.

Jadi, nyapres-kah Jokowi? Dalam politik, apa saja bisa terjadi. Mungkin, terserah Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com