Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahdiana Beli Rumah Miliaran Rupiah di Yogyakarta

Kompas.com - 21/06/2013, 12:25 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Istri kedua Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo, Mahdiana, diketahui memiliki tiga bidang lahan dan bangunan di Jalan Patehan Lor, Keraton Kota Yogyakarta. Rumah tersebut dibeli dari RM. Ariono Abdulkadir dengan harga Rp 3 miliar. Pembelian dilakukan melalui anak buah Djoko yang bernama Mudjiharjo.

"Betul, saya dan suami menjualnya Rp 3 miliar kepada Mudjiharjo," kata Hellen Abdulkadir yang merupakan istri Ariono Abdulkadir saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) dengan terdakwa Djoko Susilo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (21/6/2013).

Ihwal pembelian rumah atas nama Mahdiana ini pun diungkapkan notaris Agus Suprapti. Agus yang juga bersaksi dalam persidangan tersebut mengaku diminta membuat akta jual beli atas lahan itu.

Menurut Agus, dia diminta membuat tiga akta jual beli dengan nilai lahan dan bangunan masing-masing Rp 500 juta. Saat itu, Agus merasa heran karena sepengetahuan dia, total nilai tiga lahan plus bangunan tersebut adalah Rp 3 miliar, bukan Rp 1,5 miliar seperti yang diminta Mudjiharjo.

"Terus terang saya kaget yang mulia, karena menurut pengakuan Ibu Helen menjual tanah itu Rp 3 miliar. Tetapi, Pak Mudjiharjo membuat akta jual beli hanya seharga Rp 1,5 miliar," tutur Agus.

Dalam kasus dugaan korupsi dan pencucian uang proyek simulator ujian surat izin mengemudi, Djoko diduga menyamarkan, mengubah bentuk, dan memindahtangankan hasil dari tindak pidana korupsi yang diduga dilakukannya.

Hal tersebut salah satunya dilakukan Djoko dengan membeli aset yang diatasnamakan istrinya, termasuk Mahdiana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com