Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Bawaslu Dipotong Rp 75 Miliar

Kompas.com - 19/06/2013, 18:09 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengawas Pemilu rupanya tidak luput menjadi "korban" pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah. Pasalnya, anggaran sebesar Rp 850 miliar yang telah disahkan di dalam APBN 2013 beberapa waktu lalu, harus dipotong Rp 75 miliar untuk alokasi subsidi BBM.

Anggota Bawaslu, Nelson Simanjuntak, menjelaskan, ketika pengajuan anggaran pada APBN 2013 lalu, saat itu Bawaslu mengajukan anggaran sebesar Rp 3 triliun untuk pembentukan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) dan Pengawas Pemilu Lapangan (PPL). Namun ternyata, hanya Rp 850 miliar saja anggaran yang disetujui oleh Badan Anggaran DPR.

"Anggaran yang disahkan Rp 850 miliar, tetapi kemarin dipotong Rp 75 miliar untuk penghematan BBM," kata Nelson saat ditemui di Kantor Bawaslu, Rabu (19/6/2013).

Padahal, kata Nelson, besarnya anggaran yang diajukan oleh Bawaslu tersebut telah diperhitungkan untuk membiayai seluruh biaya operasional dan honor Panwascam dan PPL. Dengan disahkannya anggaran sebesar Rp 850 miliar, maka Bawaslu hanya dapat membayar honor Panwascam untuk masa kerja selama dua bulan. Akan tetapi, lanjut Nelson, hal itu dengan catatan PPL tidak dibentuk terlebih dahulu.

"Akan sangat repot kalau mereka (Panwascam) kita berhentikan dulu, baru nanti diaktifkan kalau Daftar Pemilih Tetap (DPT) sudah diterbitkan. Karena bagaimana mencari orang yang seperti itu? Apalagi untuk PPL sendiri sampai sekarang belum dibentuk karena belum ada dana," katanya.

Sementara itu, untuk menyiasati terbatasnya anggaran dana yang ada, Nelson mengatakan, Bawaslu akan mengurangi jumlah PPL yang akan dibentuk. Bawaslu mengurangi jumlah PPL dari 5 orang menjadi 3 orang di setiap desa.

"PPL itu tugasnya penting, mulai dari pemutakhiran data pemilu hingga DPT. Karena mereka itulah yang terjun langsung di lapangan," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com